Wabup Akui Program Sapi Gagal

H. Rumaksi
H. Rumaksi.(Dok/)

SELONG– Program bantun sapi yang diberikan pemerintah untuk warga miskin di Lotim yang disalurkan melalui kelompok ternak tidak berjalan sesuai dengan harapan karena tak sedikit dari bantuan sapi yang diberikan itu tidak digunakan sesuai dengan peruntukannya.

“Program bantuan sapi ke masyarakat bisa dikatakan gagal,” kata Wakil Bupati Lotim, H. Rumaksi, kemarin.

Keberadaan program ini tak lain sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menekan angka kemiskinan.Bantuan sapi diharapkan bisa dipelihara dan dikembangkanbiakkan. Namun nyatanya, ketika baru diberikan malah langsung dijual oleh masyarakat.” Itu disebabka karena masyarakat kita merasa tidak perlu untuk dipertaggungjawabkan terhadap bantuan yang diberikan oleh pemerintah itu, “imbuhnya.

Karenanya agar persoalan ini tidak kembali terjadi, pemerintah mulai mencari inovasi melalui sejumlah program lainnya yang lebih efektif. Diantaranya melalui program pemberian subsidi bunga bank dan premi asuransi. Melalui bantuan ini warga tidak akan lagi diberikan bantuan dalam bentuk sapi.”Kita akan bekerjasama dengan bank.Nanti warga yang akan dibuatkan kelompok ternak ini merupakan warga miskin yang terdapat di BDT. Setiap kelompok itu akan dibuatkan ketuanya, yang nantinya akan bertanggungjawab terhadap bantuan yang kita berikan,” ungkapnya.

Melalui program ini Pemkab akan menyiapkan anggaran skeitar Rp 15 miliar.  Cara ini dianggap akan lebih efektif, karena bantuan itu bisa menyasar sekitar 1.500 warga miskin. Melalui program ini, warga miski tidak akan diberikan bantuan langsung dalam bentuk sapi, melainkan akan diberikan bantuan uang tunai sebesar Rp 15 juta per orang dengan mendapatkan jaminan subsidi bunga dan premi asuransi dari pihak bank.

“ Warga itu nantinya akan kita kasih uang Rp 15 juta tanpa potongan apapun. Uang yang Rp 15 itulah nantinya yang akan dipakai untuk membeli sapi,” ungkapnya.

Dengan adanya jaminan subsidi bunga dan premi asuransi dari bank, kata dia, ketika sapi yang telah dibeli mati atau hilang maka Rp 15 juta yang telah dipakai untuk beli sapi itu akan diganti kembali .”Sekarang  yang penting adalah bagaimana kesadaran dan pengertian dari masyarakat terhadap bantuan yang kita berikan itu,” singkatnya.(lie)

Komentar Anda