Viral Video Warga Sekotong Ditinggal Majikan di Suriah

VIDEO VIRAL: Tangkapan layar video viral dari akun tiktok milik TKW asal Sekotong, yang ditinggalkan dirumah oleh majikannya yang mengungsi di Suriah, akibat sedang dilanda perang. (IST/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Sebuah video viral memperlihatkan seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, NTB, yang meminta pertolongan untuk dipulangkan dari Suriah. TKW tersebut bernama Khaeratun, 38 tahun, yang mengungkapkan kondisi memprihatinkan yang dialaminya di tengah konflik perang di Suriah.

Dalam video yang tersebar luas, Khaeratun mengaku ditinggalkan oleh majikannya yang pergi mengungsi saat situasi semakin berbahaya. Dia mengaku terkunci di rumah majikan, dengan suara bom dan tembakan yang terdengar hampir setiap malam. “Aku setiap malam dengar bunyi bom, jadinya aku takut. Majikanku pergi ngungsi, aku tidak dibawa. Aku tinggal di rumah,” ungkap Khaeratun dalam video tersebut.

Selain itu, ia juga mengaku tidak menerima gaji selama beberapa bulan dari majikannya. Khaeratun sendiri telah membagikan lokasi keberadaannya kepada Koordinator Media Putra Bhayangkara NTB, yang saat ini terus berkomunikasi dengannya.

Melalui video tersebut, ia menyampaikan permohonan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto, agar segera dipulangkan ke Indonesia. “Saya warga Indonesia yang sedang bekerja di Suriah. Pak Presiden, saya memohon bantuan bapak. Saya ingin pulang,” katanya penuh harap.

Baca Juga :  Edarkan Uang Palsu di Lombok Tengah, Pemuda Peteluan Indah Lingsar Ini Ditangkap

Menanggapi kabar ini, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Aryadi, mengaku belum menerima laporan terkait kasus tersebut. Ia menyarankan agar permasalahan ini dilaporkan langsung kepada Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang menangani persoalan di luar negeri.

“Kalau ini saya tidak tahu. Kalau mereka ada masalah tinggal lapor ke Kemenlu di sana (Suriah) kan. Tapi kenapa bisa membuat video di situasi yang sedang genting?” ujar Aryadi.

Aryadi juga menyampaikan bahwa Suriah bukanlah negara penempatan resmi bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Meski begitu, ia menyebut ada lima warga NTB yang bekerja di Suriah yang saat ini meminta untuk dipulangkan. Kelima PMI tersebut berasal dari Dompu, Bima, Sumbawa, dan Lombok Tengah.

“Kalau memang ada yang dipulangkan oleh Kemenlu, ya kita fasilitasi. Setelah sampai di NTB, nanti kita urus lebih lanjut, termasuk siapa yang memberangkatkan mereka,” tambahnya.

Baca Juga :  Muaythai Gelar Penataran dan Sertifikasi Pelatih

Dari penelusuran sebelumnya, Aryadi mengungkapkan bahwa PMI yang berada di Suriah seringkali diberangkatkan melalui jalur tidak resmi. Para pekerja awalnya dijanjikan pekerjaan di negara lain seperti Dubai, namun setelah beberapa bulan tiba-tiba dipindahkan ke Suriah.

“Modus seperti ini sering terjadi. Biasanya mereka direkrut oleh calo di Pulau Jawa, diberangkatkan bukan sebagai pekerja, tetapi sebagai pelancong. Setelah itu, mereka ditempatkan di negara konflik seperti Suriah,” jelas Aryadi.

Aryadi menambahkan bahwa sebelum kasus 5 orang ini, ada 10 PMI lain yang lebih dulu dipulangkan dari Suriah. Para PMI tersebut juga mengalami kondisi serupa dan sulit dilacak karena keberangkatan mereka melalui jalur tidak resmi. “Kalau kemairn rata-rata direkrut oleh calo,” jelasnya.

Pemerintah daerah NTB berjanji akan mendukung kepulangan para PMI dengan memfasilitasi kebutuhan mereka setelah tiba di tanah air. Aryadi juga menegaskan pentingnya koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan kasus serupa tidak terjadi lagi. (rat)