SELONG–Video tawuran antar-pelajar SMA di Lombok Timur viral di media sosial.
Dalam video tersebut tampak sejumlah pelajar yang masih mengenakan seragam sekolah mengeroyok salah satu pelajar hingga terkapar di tengah jalan dan mengalami luka serius.
Informasinya, tawuran antar-pelajar tersebut terjadi di jalan raya samping Taman Nasional Selong, Selasa (7/8) sekitar 14.30 WITA.
Tawuran ini melibatkan pelajar SMAN 1 Selong, SMAN 2 Selong, dan SMAN 3 Selong. Aksi tidak terpuji para pelajar ini berlangsung ketika pulang sekolah.
Kepala SMAN 1 Selong Sri Wahyuni ketika dikonfirmasi membenarkan dua siswanya ikut terlibat dalam video tawuran pelajar tersebut.
Kejadian itu pertama kali diketahui setelah diberitahukan oleh seorang wali murid melalui pesan WA.
“Tengah malam saya buka WA. Ada WA masuk dari walid murid. Dikasih tahu ada tawuran siswa. Dia bilang mudahan bukan siswa kita,” tutur Sri Wahyuni.
Paginya, ia pun langsung meminta Wakasek Kesiswaan untuk mencari tahu informasi tersebut. Baru kemudian ia diperlihatkan video tawuran tersebut.
Ternyata benar ada siswa SMAN 1 Selong dalam video itu. Pihaknya pun langsung memanggil siswa tersebut untuk diklarifikasi.
“Katanya pas kejadian itu dia hanya sekadar melerai. Tapi malah dia yang ditinjok. Hanya dua orang siswa kita,” kata Sri
Pastinya peristiwa tawuran itu terjadi di luar jam sekolah. Namun apapun alasannya, entah siapa yang benar atau salah kejadian seperti ini memang sangat tidak dibenarkan.
Terlebih lagi pihaknya sangat ketat dalam melakukan pengawasan ke para siswa untuk mencegah terjadinya hal-hal seperti ini. Salah satunya melalui penguatan program pendidikan karakter.
“Informasi awal yang kita dapatkan tawuran itu terjadi dilatarbelakangi masalah sebelumnya ketika siswa tersebut masih duduk di bangku SMP. Tapi untuk motif pasti itu menjadi kewenangan pihak kepolisian,” sesal Sri Wahyuni.
Untuk mencegah terjadinya hal seperti ini pihaknya pun telah menjalin koordinasi dengan sekolah terkait yang siswanya ikut terlibat dalam tawuran tersebut terutama dengan SMAN 3 Selong.
“Kita juga telah minta Wakasek Kesiswaan dan guru BK mengumpulkan para siswa untuk diberikan arahan dan penegasan. Termasuk juga memanggil para orang tua,” tutupnya.
Sementara itu Wakasek Bidang Kesiswaan SMAN 3 Selong Ariyono mengatakan setelah mengetahui kejadian ini pihak sekolah langsung ke lokasi untuk mengkroscek.
Setelah itu ditindaklanjuti dengan meminta klarifikasi terhadap para siswa yang ikut terlibat dalam tawuran tersebut.
“Tawuran ini melibatkan siswa dari sekolah lain. Meski kita telah mediasi dan meminta klarifikasi kronologis kejadian tapi kita tidak bisa menyimpulkan. Soalnya tawuran itu juga disebabkan karena ada pengaruh dari luar sehingga para siswa kumpul di sana,” terang Ariyono.
Menurutnya tawuran siswa bukan karena dendam antarsekolah. Melainkan karena dipicu solidaritas antara-siswa yang satu dengan yang lain.
Untuk mencegah kembali terjadi hal seperti ini pihaknya pun memutuskan untuk menghentikan sementara berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
“Hal tersebut kita lakukan supaya ketika pulang sekolah anak-anak bisa langsung pulang ke rumahnya. Kita berharap kejadian tidak terulang lagi,” tutupnya. (lie)