Viral PMI Asal Ampenan Minta Pulang dari Suriah, Disnakertrans Upayakan Pemulangan

TANGKAPAN LAYAR: Screenshot atau tangkapan layar video viral di TikTok PMI asal Ampenan, Lombok, yang minta tolong dipulangkan ke Indonesia, karena terjebak di Suriah, dan sedang sakit-sakitan. (RATNA/RADAR LOMBOK)

MATARAM–Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB menyebut pekerja migran Indonesia (PMI) asal Ampenan, Lombok yang minta tolong dipulangkan ke Indonesia lewat video yang viral di TikTok, sudah terdeteksi.

Saat ini pihak Disnakertrans NTB tengah melakukan koordinasi dengan semua pihak, untuk memulangkan PMI tersebut.

“Betul, hasil penelusuran PMI asal Ampenan yang viral itu ditempatkan di Suriah. Kami sudah berkoordinasi dengan Dirjen Perlindungan PMI di Kemenlu, dan Dubes RI untuk Suriah, Wajib Fauzi,” kata Kepala Disnakertrans NTB, I Gede Putu Aryadi, saat ditemui di Mataram, Jumat (14/4).

Dijelaskan Gede, PMI asal Ampenan bernama Jummaiah itu terdeteksi berada di Kota Aleppo, Suriah.

Diperkirakan lokasi tersebut merupakan tempat Jummaiah bekerja dengan majikan.

“Saya sudah berikan data yang bersangkutan (PMI) ke Kedubes RI untuk Suriah, dan kini sedang dalam penelusuran,” katanya.

Disampaikan, pemberangkatan Jummaiah dilakukan secara non-prosedural oleh calo atau jaringan penempatan ilegal. Di mana semua dokumen keberangkatannya diurus di Cilegon, dengan sebagian identitasnya dipalsukan.

“Oleh Calo, Jummaiah dijanjikan untuk ditempatkan di Dubai. Namun sampai Dubai, Jummaiah kemudian dikirim ke Suriah, dan dipekerjakan dengan beban kerja yang tinggi,” ujar Gede.

Baca Juga :  Cara Kerja TPPO Seperti Mafia, DPR Minta Usut Tuntas

“Jadi sebelum datang ke Suriah, PMI ini diberangkatkan melalui Dubai. Di Dubai-lah diuruskan dokumen, visa kerja, izin tinggal dan semuanya. Sehingga penempatannya menjadi legal dari sebelumnya masuk secara ilegal,” terang Aryadi.

Supaya proses pemulangan PMI ini dimudahkan, Gede juga meminta pihak keluarga Jummaiah untuk jujur terkait siapa calo yang memberangkatkan, dan menyarankan untuk dilaporkan secara resmi ke BP2MI.

Dengan begitu pemerintah bisa mengetahui perusahaan mana yang memberangkatkan Jummaiah dari Indonesia. Dan tim dari Suriah akan mencari agen yang menerima PMI itu di Dubai dan Suriah.

“Sudah saya panggil (keluarga). Pihak BP2MI dan Polda kita minta melakukan pendekatan persuasif ke keluarganya dan ke calo. Karena jika PMI legal mau dipulangkan, tentu perusahaan akan meminta ganti rugi. Makanya minta keluarga jujur, dan melaporkan secara resmi ke BP2MI,” sarannya.

Sekarang pemerintah mulai tegas untuk memberantas PMI unprosedural. Dua tahun terakhir, Disnakertrans intens melakukan edukasi dan sosialisasi, termasuk juga penertiban perusahaan. Kalau masih ada yang melakukan pelanggaran seperti ini, maka akan ditindak secara hukum.

Baca Juga :  Cara Kerja TPPO Seperti Mafia, DPR Minta Usut Tuntas

“Kita imbau masyarakat jangan lagi mau diiming-imingi dengan janji manis yang ditawarkan calo untuk diberangkatkan secara unprosedural,” pinta Gde.

Terpisah, Balai Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Provinsi NTB, Mangiring Hasoloan Sinaga, saat dikonfirmasi juga membenarkan bahwa ada PMI asal NTB yang terjebak di Suriah, dan meminta tolong untuk dipulangkan. Dan saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan BP2MI Pusat, untuk memulangkan PMI tersebut.

“Kita lakukan pendekatan persuasif dulu, supaya bisa dipulangkan. Kita berharap yang memberangkatkan juga mau bertanggung jawab. Dan secara informal (persoalan) sudah disampaikan ke Dubes, dan pelaku-pelaku ini bisa memulangkan dengan suka rela,” ujarnya.

Diketahui, video viral TikTok Jummaiah menangis meminta tolong kepada Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah, untuk dipulangkan ke Indonesia. Dalam video berdurasi sekitar satu menit itu, wanita asal Ampenan ini mengaku dirinya terjebak selama enam bulan di Suriah, dan saat ini sedang sakit-sakitan. (cr-rat)

Komentar Anda