MATARAM—Anggota DPRD Provinsi NTB, Hj. Baiq Isvie Ruvaeda, kembali menjadi buah bibir di Gedung Udayana. Wanita yang ingin menjadi Ketua DPRD ini telah mengusir wartawan yang ingin meliput kegiatan hearing masyarakat Sambelia di ruang Komisi II, Rabu lalu (11/5). Terkait hal itu, semua anggota dewan mengecam keras sikap yang dipertontonkan Isvie.
Ketua Forum Wartawan DPRD NTB, Fahrul Mustafa, mengungkapkan arogansi Isvie tidak boleh dibiarkan begitu saja. Insiden pengusiran terhadap wartawan Radar Lombok atas nama Azwar Zamhuri, dan Iman Maqdis dari LKBN ANTARA, melanggar Undang-Undang (UU) Pers Nomor 40 Tahun 1999. “Untuk menghentikan dan menuntaskan ulah Isvie, kita sudah bersurat ke pimpinan dewan dan minta waktu hearing. Semua harus hadir mulai dari fraksi, BK (Badan Kehormatan), pimpinan, termasuk Isvie itu. Kita perjelas apa maunya wanita itu,” tegas Fahrul.
Dirinya bersama semua wartawan di DPRD NTB langsung menggelar pertemuan untuk membahas insiden pengusiran tersebut. Namun karena waktu itu anggota dewan ada workshop di luar daerah hingga hari Minggu, baru saat ini bisa melayangkan surat hearing.
Sementara itu, Iman Maqdis, wartawan dari LKBN ANTARA menuturkan, selama bertahun-tahun dirinya bertugas di gedung wakil rakyat. Untuk pertama kalinya ada terjadi pengusiran wartawan. Iman sendiri bertugas meliput di DPRD jauh sebelum Isvie menjadi anggota dewan.
Menurut Iman, kronologis pengusiran pada hari Rabu lalu itu berawal dari adanya hearing warga Sendang Galih, Sambelia dengan Komisi II terkait persoalan di kawasan Hutan Tanam Industri (HTI). “Itu hearing lanjutan dan terbuka, makanya saya bersama Azwar dan 4 wartawan lainnya yang sedang ada di dewan masuk ke Komisi II. Ketika saya dan Azwar baru masuk, tanpa diduga Isvie langsung teriak meminta wartawan keluar,” tuturnya.
Ia sendiri sendiri tentu sangat kaget, terlebih lagi waktu itu Ketua Komisi II, Jazuli Azhar sedang berbicara, namun dipotong begitu saja. Parahnya lagi lanjut Iman, gaya Isvie dengan menunjuk-nunjuk, seolah seperti mengusir binatang.
Bukan hanya dirinya saja yang kaget, masyarakat yang hadir dan anggota Komisi II lainnya juga tidak menyangka akan ada pengusiran seperti itu. Pasalnya, selama ini setiap hearing sudah biasa diliput waratwan. “Kami paham kalau itu rapat internal, tapi ini ada hearing masyarakat. Jadi wajar kita liput. Kalaupun tidak diperbolehkan meliput, apa tidak bisa berbicara dengan sopan. Bukan malah meminta kami keluar seperti binatang, emang serahasia apa sih isi hearing itu. Isvie itu baru kemarin disini, kalau saya bertugas di dewan sudah lama,” kesalnya.
Sementara Ketua Komisi II, Jazuli Azhar yang dikonfirmasi mengaku sikap Isvie bukanlah kebijakan Komisi. Ia sendiri sangat senang apabila kegiatan dewan, termasuk hearing masyarakat tersebut diliput oleh media. Jazuli yang pernah juga diusir oleh Isvie berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi.
Ketua Fraksi Demokrat, HMNS Kasdiono yang cukup dihormati di DPRD sangat menyesalkan insiden pengusiran dewan. Baginya, hubungan antara wakil rakyat dan wartawan harus dijaga dengan baik. Sikap arogansi tentunya tidak bisa dibiarkan begitu saja. “Sangat kita sesalkan, gak boleh seperti itu,” katanya.
Anggota DPRD NTB dari Fraksi PDI-P, Ruslan Turmuzi juga menyampaikan hal serupa. Ia bahkan mengecam keras tindakan Isvie tersebut. “Saya sudah empat periode menjadi dewan. Tapi saya selalu menjaga hubungan baik dengan wartawan. Isvie ini arogan sekali, padahal baru kemarin dia jadi dewan disini. Orang model begini mau jadi Ketua DPRD, dikira lembaga ini lembaga apa?” kesalnya.
Ulah Isvie bisa saja merusak hubungan baik yang selama ini terjalin antara wakil rakyat dengan wartawan. Karena itu, Ruslan menuntut agar Badan Kehormatan (BK) dan pimpinan dewan bersikap tegas. “Sekarang saatnya BK tunjukkan taji, jangan sampai wibawa BK tidak ada dimata anggota,” katanya.
Sementara itu, pimpinan DPRD NTB, TGH Mahalli Fikri mengaku telah menerima surat dari Forum Wartawan DPRD NTB. Ia sendiri saat itu langsung melakukan koordinasi dengan semua pimpinan dewan. “Hari Rabu Insha Allah kita hearing dewan dengan teman-teman wartawan. Semua yang terkait akan kita pertemukan. Jujur, kami di pimpinan dewan saja sangat menghargai profesi wartawan, kok malah ada anggota yang begini,” herannya. (zwr)