Usai Penilaian Adipura, Sampah Menumpuk Lagi

SAMPAH : Sejumlah tumpukan sampah terjadi setiap pagi di komplek pertokoan Cakranegara. (SUDIRMAN/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Pasca penilaian adipura Kota Mataram kembali semerawut, tumpukan sampah di mana-mana dan kerap ditangani pada siang hari. Sampah dibiarkan menumpuk menimbulkan bau tidak sedap, seperti di komplek pertokoan yang paling banyak mendominasi setiap pagi.

Seperti di komplek pertokoan Cakranegara, salah satu pusat bisnis yang ramai dikujungi, tumpukan sampah setiap hari tampak terulang. Bahkan, para pengguna jalan merasa terganggu. Anggota komisi III DPRD Kota Mataram Ahmad Azhari Gufron mengatakan, sebelumnya ada penilaian adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Sejak bulan Juni lalu, sekarang ini tinggal penetapan dibulan Oktober.  Tapi sayang, sejak habis penilaian adipura sampah kembali muncul. ‘’Seharusnya tetap dilakukan pengangkutan terjadwal, ada atau tidak ada perlombaan adipura,’’ katanya kepada Radar Lombok, Kamis (29/9).

Baca Juga :  Banyak Perda tanpa Dibarengi Pergub

Dari hasil kalkulasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, untuk produksi sampah 0,7 kg/jiwa. Angka ini dihitung dari sampah yang diproduksi di masyarakat. Secara akumulatif jika dikalkulasikan secara menyeluruh maka sampah yang dihasilkan masyarakat di Kota Mataram mencapai 350 – 360 ton per hari. Namun sampah yang tertangani masih jauh dari harapan selama ini, masih banyak yang ditemukan menumpuk dipinggir jalan maupun TPS dan Depo sampah di Kota Mataram.

Sementara sampah yang terangkut ke TPA Kebon Kongok mencapai 230 ton per hari. Sehingga banyak sampah yang tidak tertangani dengan maksimal, penggelolaan sampah juga belum  optimal selama ini. Sehingga bisa lebih mengurangi biaya pengangkutan sampah dan tidak terbuang ke TPA Regional Kebon Kongok. Sehingga sudah saatnya dilakukan pemilahan dan sampah bisa bernilai ekonomis. Seperti langkah dengan budidaya maggot yang sudah dijalankan saat ini anggaran yang sudah ada Rp 1,2 miliar.

Baca Juga :  Pencarian Bilal Diperluas ke Laut Ampenan

Diketahui, penilaian juga saat ini untuk adipura sangat berat. KLHK menilai sistem penanganan sampah seperti angkut, kumpul dan buang. Saat ini, indikator penilaian bertambah yakni pemilihan sampah. Pemilihan sampah dinilai sangat berat karena harus dimulai dari rumah tangga dan titik kumpulnya di tempat pembuangan akhir (TPA).

Anggota komisi III lainya, Shinta Primasari mengatakan, penanganan persampahan harus lebih di optimlakan saat ini. Termasuk memperbanyak kelompok masyarakat sadar akan lingkungan hidup dan melakukan pemberdayaan lebih banyak lagi. ‘’Kita harapkan dinas terkait untuk lebih cemat dan intens memberikan sosialisasi ke masyarakat,’’ katanya. (dir)

Komentar Anda