Upsus Siwab NTB, Kementan Gelontorkan Rp 26 Miliar

INSEMINASI BUATAN: Dirjen PKH Kementan RI, I Ketut Diarmita, bersama Wagub NTB, H. Muhammad Amin memasukan Inseminasi Buatan (IB) kepada sapi indukan di sela Gebyar Upsus Siwab, di RPH Banyumulek, Selasa (28/2) (LUKMAN HKAIM/RADAR LOMBOK)

GIRI MENANG—Kementerian Pertanian (Kementan) RI telah menunjuk enam provinsi di Indonesia  sebagai daerah pusat penghasil bibit sapi berkualitas. Salah satunya adalah Provinsi NTB yang menjadi pertama, bahkan sebagai tempat peluncuran program Upaya Khusus (Upsus) Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab).

Peluncuran program Upsus Siwab yang dipusatkan di kawasan Agro Eduwisata, Rumah Potong Hewan (RPH) Banyumulek, Selasa kemarin (28/2), dihadiri Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI, Drh I Ketut Diarmita, MpH, Wakil Gubernur NTB, H. Muhammad Amin, dan ratusan undangan lainnya.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan RI, Drh Ketut Dermita mengatakan, program Upsus Siwab ini sebagai salah satu upaya pemerintah menyiapkan bibit sapi 'pedet' dalam menjadikan Indonesia sebagai swasembada daging sapi.

"Kami menunjuk NTB sebagai satu satu daerah  dari enam provinsi di Indonesia untuk Upsus Siwab ini, karena NTB berhasil meningkatkan populasi sapinya tembus diatas angka 1,1 juta ekor sapi di tahun 2016," kata Ketut Dermita.

Diarmita menyebut untuk program Upsus Siwab di Provinsi NTB, Kementerian Pertanian menggelontorkan anggaran hingga mencapai Rp 26 miliar. Anggaran sebesar Rp 26 miliar yang bersumber dari APBN tersebut diperuntukan di prasarana pendukung dan kegiatan operasional lainnya. Seperti pembelian pakan, pengadaan semen beku, air mani beku yang digunakan untuk Inseminasi Buatan (IB) termasuk berbagai kebutuhan lainnya terkait Upsus Siwab.

Baca Juga :  Merger BPR NTB Perbesar Kontribusi Perekonomian

[postingan number=3 tag=”ekonomi”]

Program Upsus Siwab ini, lanjut Diarmita sebagai salah satu upaya Kementan RI untuk meningkatkan jumlah populasi sapi di Indonesia. Bahkan anggaran untuk program Upsus Siwab se Indonesia ini yang bersumber dari APBN di tahun 2017 mencapai Rp 1,1 triliun, dengan target sapi indukan yang wajib bunting melalui teknologi IB sebanyak 4 juta ekor.

Dari jumlah 4 juta ekor indukan sapi yang diberikan IB, akan bisa menghasilkan anak sapi 'pedet' sebanyak 4 juta ekor juga. "Ya kita optimis dari 4 juta ekor indukan sapi yang diberikan IB bisa berhasil sektar 70 persen itu sudah luar biasa, atau sekitar 3 juta ekor lebih pedet yang lahir," kata Diarmita.

Sementara Wakil Gubenur NTB, H. Muhammad Amin menyambut baik terhadap kepercayaan Kementan RI dengan menunjuk NTB sebagai salah satu dari enam Provinsi Indonesia untuk program Upsus Siwab. "Populasi sapi di NTB saat ini sudah lebih dari 1,1 juta ekor. Peran peternakan sapi di NTB sangat besar dalam meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Amin.

Dikatakan, Pemprov NTB sejak tahun 2008 telah mencanangkan program Bumi Sejuta Sapi (BSS), sebagai salah satu upaya mendongkrak perekonomian melalui sektor petrnakan. Terlebih lagi potensi peternakan sapi di NTB sangat besar.

Baca Juga :  Kini Giliran PHRI Menolak PP Royalti Lagu

"Kita inginkan sekarang peternak sapi ini bukan lagi menjadi pekerjaan sambilan, tapi lebih kepada pola pikir “profit oriented” atau berpikir keuntungan. Sehingga perekonomian masyarakat, dalam hal ini peternak semakin sejahtera," ujarnya.

Sedangkan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB, H. Aminurrahman menyebut pada tahun 2017 ini, untuk program Upsus Siwab Provinsi NTB mendapatkan target sebanyak 139.995  ekor indukan sapi untuk mendapatkan perlakuan IB.

Dari jumlah 139.995 ekor sapi indukan yang wajib bunting diberikan IB, akan disebar di 10 kabupaten/kota. "Kami sudah menyiapkan petugas akseptor dalam mensukseskan Upsus Siwab melalui sentuhan teknologi IB," kata Aminurahman.

Setiap harinya, Amin menargetkan sedikitnya ada 395 ekor sapi indukan yang wajib bunting mendapatkan IB. Petugas akseptor sebanyak 240 orang yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di NTB, termasuk akseptor IB sukarela dari peternak sapi akan dilibatkan dalam mensukseskan Upsus Siwab di NTB.

"Kami optimis dengan akseptor berpengalaman dan jumlah indukan sapi yang sudah tersedia, target populasi pedet dari program Upsus Siwab bisa mencapai target di akhir 2017 mendatang," pungkasnya. (luk)

Komentar Anda