Unram Tanggapi Kritik PTS

MATARAM—Anggapan serakah yang dilontarkan sejumlah kampus Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terhadapa kamopus Perguruan Tinggi Negeri (PTN) akhirnya berbalas. Pihak Universitas Mataram (Unram) sebagai salah satu PTN di NTB menilai PTS terlalu mengedepankan sisi bisnis dalam mengelola pendidikan.

“Pengabdian dan bakti PTS terhadap negara sangat diapresiasi, sebab diketahui PTS berjalan dengan mandiri. Bahkan setiap kegiatan terkait perkembangan dan peningkatan kualitas kampus dipikirkan sendiri,” ungkap Wakil Rektor II Unram, Prof Lalu Wirasapta Karyadi, Senin (19/9).

Namun demikian, ia menegaskan, anggapan serakah yang dilontarkan PTS sebenarnya tidak tepat. Anggapan semacam itu seharusnya dilontarkan jika dunia pendidikan adalah ladang bisnis. “Tapi ini dunia pendidikan, bukan bisnis,” sambungnya.

Apa yang dilontarkannya, disebutnya sekaligus sebagai masukan dari PTS. Namun apa yang dilontarkan pihaknya mengacu pada Permenristek dan Dikti No. 1 tahun 2015. Regulasi ini mengatur tentang jalur penerimaan mahasiswa baru di PTN. Praktis, kuota itu harus berdasarkan kebutuhan dan daya tampung PTN itu sendiri.

Baca Juga :  Ponpes Tidak Ada yang Lulus Pada Jatah Bidik Misi di FK Unram

Namun terkait soal banyaknya jalur masuk ke PTN yang diterapkan, jelasnya, sudah diatur oleh menteri. Dimana PTN menerima mahasiswa baru melalui jalur undangan atau SNPTN minimal 40 persen. Kemudian jalur tes tulis atau SBMPTN 40 persen dan jalur mandiri maksimum 20 persen.

Pihaknya mengaku tetap mengacu pada peraturan tersebut untuk kelas reguler. Adapun untuk kelas non reguler atau yang masuk sore memang merupakan kebijakan dari kampus yang diterima melalui jalur mandiri.

Baca Juga :  Universitas Brawijaya dan Unram Kolaborasi Pengabdian Masyarakat di KTH Giri Madia

Kendati pembukaan untuk kelas sore, baginya hal itu merupakan niat baik dari pihak Unram. Karena masyarakat saat ini sudah rasional bisa memilih kampus mana yang tepat untuknya.

Tidak hanya itu sambungnya, pembukaan kelas non reguler adalah salah satu cara untuk menampung lulusan SMA/SMK/MA/MAK yang sangat banyak. Jumlah mereka mencapai 48 ribuan di NTB.

pihaknya hanya menerima 6 ribu mahasiswa.  Menurutnya, pihak PTS tidak akan kekurangan mahasiswa jika benar-benar bisa meyakinkan masyarakat dengan outputnya. Ini mengingat setiap tahun dari 48 ribu lulusan SMA sederajat ada sekitar 24 ribu peminat calon mahasiswa baru Bidik Misi dan

"Artinya tidak ada yang perlu dipermasalahkan sebenarnya, terus saja berinovasi," tutup Wirasapta. (cr-rie)

Komentar Anda