PRAYA — Fakultas Peternakan Universitas Mataram mendukung peternakan berkelanjutan di Nusa Tenggara Barat, melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Teruwai, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.
Kegiatan pengabdian ini dipimpin langsung oleh dosen Faterna Unram Vebera Maslami bersama tim yang terdiri atas Dwi Kusuma Purnamasari dan Endang Purnama Dewi. Sosialisasi, Senin (30/6) ini memperkenalkan inovasi integrasi peternakan unggas dengan budidaya maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF), sebagai solusi cerdas untuk memenuhi kebutuhan pakan sekaligus mengelola limbah organik secara ramah lingkungan.
Kedua narasumber dari Fakultas Peternakan Unram, Kusuma Purnamasari ,menjelaskan konsep integrasi antara produksi unggas dan budidaya maggot. Sistem ini tidak hanya menawarkan efisiensi biaya pakan, namun juga mendukung prinsip ekonomi sirkular dan keberlanjutan dalam sektor peternakan.
“Ini masih tahap awal, baru pengenalan konsep. Ke depan akan kami lanjutkan dengan pelatihan teknis dan praktik budidaya langsung di lapangan,” jelas Dwi Kusuma Purnamasari.
Senada dengan itu, Vebera Maslami menyampaikan bahwa inovasi ini menjadi bagian dari strategi mendorong pertanian berkelanjutan berbasis teknologi dan kearifan lokal.
“Integrasi maggot dan unggas mampu menjawab dua tantangan sekaligus: tingginya biaya pakan dan pengelolaan sampah organik,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Ternak Tui Jati, Sandi, mengapresiasi inisiatif tim pengabdi Unram.
“Bagi kami, ini peluang besar. Kami siap mengikuti tahapan berikutnya agar bisa diterapkan langsung di kandang, terutama karena pakan adalah pengeluaran terbesar dalam usaha ternak,” ungkapnya. (rat)