Unram Coret 76 Mahasiswa Penerima Bidik Misi

MATARAM – Sebanyak 76 mahasiswa penerima program bidik misi yang saat ini duduk di bangku semester III Universitas Mataram akan diberhentikan menerima bantuan tersebut. Sebanyak 76 mahasiswa tersebut dicroet dari daftar penerima karena dinilai tidak memberikan perkembangan positif selama tiga semester.

“Tahun akademik baru 2016/2017 ini sebanyak 76 mahasiswa itu akan diputus menerima program bantuan bidik misi,” kata Wakil Rektor (WR) I Bidang Akademik Unram, Prof. H. Lalu Wiresapta Karyadi di Mataram, Selasa (17/5).

Sebanyak 76 mahasiswa yang saat ini duduk di bangku semester III di berbagai fakultas di Unram itu dinilai tidak memegang komitmen saat pertama kali masuk mengikuti program bidik misi. Bahwa dalam ketentuan penerima bidik misi tersebut harus memiliki progres peningkatan indeks prestasi setiap semesternya.

Namun justru dari hasil penilaian dan evaluasi, kata Sapta, sebanyak 76 mahasiswa ini tidak berubah. Dimana selama tiga semester IP mereka jauh dibawah 2,00 bahkan justru ada yang IP1,00.

Baca Juga :  Unram Berupaya Perbanyak Program Doktor

“Bisa dikatakan mereka yang 76 mahasiswa ini hanya ingin menerima uang saja, tapi tidak mau meningkatkan prestasi akademik,” tandas Sapta.

Dari hasil rapat evaluasi, Unram akhirnya memutuskan sebanyak 76 mahasiswa yang saat ini duduk di bangku semester III dari total penerima program bidik misi 950 angkatan tahun 2014 itu diputuskan akan diganti dengan mahasiswa lain yang lebih membutuhkan dan menunjukan perkembangan prestasi akademik bagus.

“Banyak diantara penerima dana bidik misi ini tidak tunjukan keseriusan, hanya orientasi duit saja,” tegas Sapta.

Pada penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2014/2015 lalu, Unram mendapatkan kuota sebanyak 95 orang mahasiswa untuk program bidik misi. Dimana setiap mahasiswa penerima bidik misi mendapatkan bantuan biaya dari pemerintah sebesar Rp6 juta/semester (6 bulan). Setiap bulannya mahasiswa penerima bidik misi ini mendapatkan uang saku sebesar Rp600 ribu tunai, sementara sisanya sebesar Rp400 ribu/bulan itu dialokasikan untuk pembayaran SPP, dan biaya perkuliahan lainnya termasuk ditanggung untuk les bahasa inggris dan keterampilan lainnya.

Baca Juga :  Unram Pastikan Soal SBMPTN Tidak Bocor

Namun, sambung Sapta, kebaikan pemerintah itu justru disalahgunakan oleh sebagian penerima program bidik misi ini.

Sapta tak menampik jika setelah pemberhentian uang bidik misi kepada 76 mahasiswa itu akan berimbas terhadap kemungkinan besar mereka akan mengalami drop out (DO). Karena bisa jadi nantinya mereka tidak akan bisa membayar biaya kuliah dan kebutuhan lainnya.

“Bisa jadi aka nada yang DO nanti setelah di putus dana bidik misi itu. Tapi mau tidak mau harus di putus, karena jangan sampai niat pemerintah itu salah sasaran,” pungkasnya. (luk)

Komentar Anda