Uji Coba One Gate System Penyeberangan Gili Tetap Berlanjut

RAKOR: Wabup KLU, Danny Karter Febrianto Ridawan bersama Kepala Dishub NTB, HL Moh. Faozal, saat Rakor terkait kebijakan uji coba one gate system di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur NTB, Rabu (26/10). (FAISAL HARIS/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Uji coba kebijakan one gate system bagi wisatawan yang berkunjung ke Gili Trawangan, Meno dan Air (Tramena) yang dikeluarkan Bupati Lombok Utara, tetap berlanjut. Penegasan itu disampaikan Wakil Bupati Lombok Utara, Danny Karter Febrianto Ridawan.

“Uji coba one gate system ini tetap berlanjut, sambil kita menyempurnakan hal-hal yang belum maksimal,” kata Danny, yang dikonfirmasi usai rapat koordinasi terkait kebijakan one gate system di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur NTB, Rabu (26/10).

Danny menegaskan, keputusan itu diambil tentu sesuai hasil rapat koordinasi yang telah dilakukan dengan semua stakeholder, baik itu dari pihak syahbandar, provinsi, pelaku usaha, hotel maupun pelaku transportasi speedboat, dan masyarakat di kawasan tiga Gili (Tramena).

Bahwa semua sepakat jika Pemda KLU melakukan penataan sistem transportasi di kawasan tiga Gili (Tramena) dengan sistem satu pintu atau one gate system, untuk memudahkan dalam mengontrol orang dan barang yang masuk ke Gili Tramena.

“Ini yang akan kita pertegas dan perdalam kekurangan-kekurangan dalam uji coba (one gate system) yang sudah kita lakukan hampir dua minggu ini, dan evaluasi tetap akan dilakukan dalam rangka penyempurnaan dalam uji coba kebijakan one gate system di Gili Tramena,” tambahnya.

Dikatakan Danny, pihaknya juga telah memberikan penjelasan terkait kebijakan one gate system yang sedang diuji coba di Gili Tramena yang diambil Pemkab KLU kepada semua stekolder terkait. Baik itu memastikan keamanan di tiga Gili yang juga sebagai kawasan super prioritas nasional yang tentu harus dipertahankan keindahan alamnya. Terlebih masuk dalam kawasan konservasi. “Kita juga pemerintah tetap melindungi usaha-usaha kecil dan menengah disekitar kawasan tiga Gili sesuai Kepres,” katanya.

Danny menjelaskan hasil kesepakatan dalam uji coba one gate system untuk dua minggu kedepan berbeda dengan kebijakan sebelumnya. Dimana dalam uji coba kali untuk kedatangan wisatawan menggunakan kapal cepat dari Bali langsung menuju Pelabuhan Bangsal sebagai pintu masuk destinasi wisata ke Gili Tramena. Kemudian dari Pelabuhan Bangsal, wisatawan menggunakan transportasi lokal menuju Gili Tramena.

“Di pelabuhan Bangsal kita nanti akan lakukan screening orang dan barang serta masalah keimigrasiannya, baru setelah itu mereka (wisatawan) bisa masuk ke Gili Tramena. Jadi untuk kedatangannya, kalau kepeluangannya sejauh ini kita masih kaji,” jelasnya.

Dengan demikian, untuk kepulangan wisatawan bisa langsung diangkut menggunakan kapal cepat dari Gili Tramena ke Bali. Namun tidak menutup kemungkinan ke depan, sambungnya, kebijakan full one gate system akan diterapkan baik itu kedatangan maupun kepulangan harus melewati Pelabuhan Bangsal. “Tapi ke depan bisa saja full one gate system kita terapkan bahwa Pelabuhan Bangsal sebagai pintu masuk dan keluar kewasan wisata Gili Tramena,” sambungnya.

Mengenai adanya komplain ditengah pelaksanaan uji coba one gate system ini, kata Danny, pihaknya jadikan sebagai bahan evaluasi serta jadi bahan perbaikan baik tentang keselamatan, kenyamanan dan ketepatan waktu bagi wisatawan yang berkunjung ke Gili Tramena. “Jadi komplain ini kita jadikan sebagai bahan perbaikan dan eveluasi baik komplain dari wisatawan maupun pelaku pariwisata,” katanya.

Karena itu, uji coba one gate system direncanakan akan berlangsung selama dua minggu kedapan baru nanti akan terapkan. “Dan sekali lagi dalam dua minggu kedepan kita akan lakukan evaluasi dan koordinasi dengan dinas terkait,” jelasnya.

Sementara Ketua Umum Asosiasi Kapal Cepat Indonesia (Akacindo), Sugianto Setiawan menyampaikan pihaknya mendukung apapun kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam menata sistem transportasi wisata ke Gili Tramena. “Kami pihak transportasi kapal cepat tentunya mendukung apapun kebijakan yang diatur oleh pemerintah,”ucapnya.

Bahkan kata Sugianto, pihaknya sebagai pengusaha kapal cepat tidak mempermasalahkan kebijakan one gate system tersebut. Tetapi, Pemkab KLU harus menyiapkan infrastruktur yang memadai sebelum kebijakan itu dilakukan uji coba. Karena hal ini menyangkut kenyamanan wisatawan yang berlibur ke Gili Tramena.

“Surat rekomendasi yang dikeluarkan oleh Bupati Lombok Utara kami sangat hargai. Meski banyak wisatawan yang kurang nyaman ke Gili dari Bali. Itu mereka pindah dari kapal cepat ke transportasi lokal kapal kayu, yang bawa koper besar. Dan waktunya juga terlambat, kenyamanan terganggu. Karena tamu itu ada batas waktu untuk liburan,” tuturnya.

Pemkab KLU harus melakukan penataan terlebih dahulu. Mulai soal fasilitas di pelabuhan seperti ruang tunggu, kebersihan, alat keselamatan dan keamanan di transportasi lokal yang akan digunakan menuju Gili Tramena harus memenuhi standar. “Ini yang harus ditata terlebih dahulu. Baru dikeluarkan kebijakan,” tambahnya.

Untuk itu, pihaknya berharap kebijakan tersebut semestinya ditunda sementara sebelum semua infrastruktur pendukung dilengkapi supaya wisatawan merasa nyaman berkunjung ke Gili Tramena. “Pemda jangan kegabah kalau mau merubah sistem. Karena kalau mau merubah sistem fasilitas harus dipenuhi terlebih dahulu,” sarannya.

Karena ketika hal tersebut tidak dipersiapkan secara matang, menurutnya berdampak terhadap penurun angka kunjungan wisatawan. Akacindo mencatat pasca kebijakan uji coba one gate system terjadi  penurunan jumlah wisatawan yang datang dari Bali ke Gili Tramena mencapai 40 – 50 persen.

“Selama ada uji coba one gate system itu ada penurunan wisatawan 40 sampai 50 persen. Biasanya wisatawan dari Bali ke kawasan tiga Gili sebanyak 800 – 1.000 orang per hari. Sekarang 500 sampai 600 orang,” sebutnya.

Meski demikian, pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab menurunkan kunjungan wisatawan dari Bali ke Gili Tramena. Tapi kemungkinan wisatawan bercerita dari mulut ke mulut, mereka tidak merasa nyaman setelah pemberlakuan kebijakan uji coba one gate system yang belum didukung sarana dan prasarana yang memadai dari kawasan Gili Tramena menuju Pelabuhan Bangsal.

“Kalau penyebab pastinya kami belum mengetahui pasti. Cuman kan hal ini bisa dari mulut ke mulut mereka berita setelah diberlakukan uji coba one gate system ini, turun wisatawan ke tiga Gili,” tuturnya. (sal)

Komentar Anda