Tuntut Diakomodir Jadi Pegawai PLTU, Warga Taman Ayu Protes

illustrasi

GIRI MENANG – Puluhan warga Desa Taman Ayu Kecamatan Gerung mendatangi kantor desa setempat sekitar pukul 09.00 Wita kemarin. Mereka tidak terima dengan keputusan pihak Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang yang baru-baru ini merekrut empat orang tenaga sekuriti. Dari empat orang itu, hanya satu orang dari Taman Ayu. Sementara itu pihak PLTU Jeranjang menegaskan selama melaksanakan kebijakan rekrutmen pegawai secara profesional. Warga Taman Ayu juga punya komposisi pegawai yang diakomodir paling banyak.

Puluhan warga mendatangi kantor desa. Sebagai warga yang desanya sebagai lokasi PLTU Jeranjang, mereka menuntut diprioritaskan dalam setiap rekrutmen pegawai

Jeranjang. Dari informasi yang ada, baru-baru ini ada rekrutmen empat tenaga keamanan (Satpam). Dari empat orang itu, hanya satu orang warga Desa Taman Ayu yang diterima. Warga protes, sehingga pihak pemerintah desa memfasilitasi warga untuk bertemu dengan pihak PLTU.

Kepala Desa Taman Ayu, Tajudin, menjelaskan, beberapa waktu lalu pihak perusahaan melakukan rekrutmen pegawai. “ Ada rekrutmen Satpam di PLTU. Dari empat yang diterima, satu orang warga desa Taman Ayu, sisanya dari luar,” katanya kemarin.

Kemarin, digelar rakor antara pihak desa dengan pihak PLTU untuk menindaklanjuti tuntutan warga. Yang ikut rapat hanya perwakilan warga. Tak ada keputusan dalam rapat ini. “Jadi masyarakat tidak datang untuk demo. Masyarakat ikut rakor. Karena tidak puas karena tidak ada keputusan, masyarakat bereaksi. Jadi tidak ada demo di kantor desa,” tegasnya.

Baca Juga :  Pemda Menangkan Dua Sengketa Aset 

Ia menegaskan, masyarakat bereaksi karena tidak ada titik temu terkait permintaan warga agar diprioritaskan dalam rekrutmen pegawai.”Warga minta agar pegawai yang dari luar diberhentikan dan diganti dengan warga Taman Ayu,” tegasnya.

“Saya tegaskan kepada perusahaan untuk mengambil keputusan, namun tidak ada yang ambil keputusan. Setelah tidak ada keputusan, akhirnya rapat selesai. Di saat saya keluar dari ruangan kemudian masyarakat bereaksi masuk meminta pertanggungjawaban PLTU,” tambahnya.

Manajer Unit PT Indonesia Power PLTU Jeranjang OMU. Melky Victor Borsalino, menjelaskan, PLTU merupakan objek vital negara yang dimiliki oleh negara 100 persen di bawah Kementerian BUMN. Dalam rekrutmen pegawai sudah ada mekanismenya. Sudah ada standar yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. “Bisa saya pastikan, bahwa rekrutmen sudah berjalan secara profesional sesuai dengan prinsip Good Corporate Goverment (GCG),” ungkap Melky.

Dari komposisi pegawai yang ada di PLTU, total pegawai ada 442 orang, dengan komposisi terdiri dari pegawai organik dan outsourcing. Kalau dipilah perbandingan antara warga NTB dengan warga non NTB, komposisinya ada 384 orang warga NTB. Mereka yang berasal dari Taman Ayu komposisinya lebih besar dibanding dengan warga luar Taman Ayu.”Ada 196 warga Taman Ayu. Kemudian warga luar Taman Ayu  jumlahnya 188 orang,” ungkapnya.

Baca Juga :  PTSL Rentan Pungli, Kejaksaan Beri Atensi

Sisanya ada dari Sumbawa, Bima, dan yang lainnya itu masuk di jumlah 188 pegawai. Jadi, tambahnya, kalau berbicarapemberdayaan, sudah banyak sekali masyarakat Taman Ayu yang diberdayakan.

Terkait masalah yang sekarang, dikatakan Melky, memang perusahaan membuka rekrutmen. Jumlah pegawai yang dibutuhkan empat orang. Proses rekrutmen dilakukan oleh kantor pusat. “Ini dilakukan supaya transparan dan fair, semua proses tahap dari awal sampai akhir dilakukan di kantor pusat, “ tegasnya.

Dari pelaksanaan rekrutmen, perusahaan terlebih dahulu menyurati para Kadus dan pemerintah desa, terkait akan dibukanya rekrutmen. Saat pendaftaran ada sekitar 26 orang yang mendaftar. Mungkin warga berharap agar empat posisi bisa diambil dari warga Taman Ayu.”Kami tidak menutup pintu untuk Taman Ayu. Tapi kita sudah mulai melangkah untuk kompetisi, kemarin saat rekrutmen banyak warga Taman Ayu yang ikut. Empat orang yang diterima dari Gunung Malang, sisanya dari  Ampenan, Gerung dan Narmada,” tegasnya.

Dengan komposisi yang ada, dianggap sudah sangat adil, karena sudah masuk keterwakilan asal juga, karena masih Lombok Barat, seperti yang dari Gerung, Narmada dan Kota Mataram.(ami)

Komentar Anda