Tujuh Kecamatan Lotim Langganan Kekeringan

Tujuh Kecamatan Lotim Langganan Kekeringan
AIR BERSIH: Pada musim kering seperti sekarang ini, maka demi mendapatkan air bersih untuk kebutuhan memasak dan minum, warga di selatan Lotim terpaksa harus menempuh jarak yang cukup jauh. (IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG—Kekeringan kini mulai menghantui wilayah Lombok Timur (Lotim) bagian selatan, dan beberapa kecamatan lainnya. Kekeringan yang terjadi secara rutin setiap tahun ini bahkan menjadi langganan dari tujuh kecamatan yang ada di Lotim. Sehingga membuat sejumlah warga menjadi kesulitan untuk mengakses kebutuhan air bersih.

“Kami tetap layani untuk permintaan kebutuhan air bersih. Untuk data riilnya, kami sudah minta pada Camat untuk melaporkan kepada kami,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim, H. Napsi, Kamis kemarin (27/7).

Saat ini, BPBD Lotim masih berkoordinasi dengan Camat. Meski demikian, pihak BPBD Lotim telah melayani permintaan untuk droping air bersih di wilayah selatan seperti di Desa Seriwe, Pare Mas, dan beberapa desa juga sudah meminta untuk di droping air bersih. Sementara untuk wilayah utara, seperti Desa Puncak Jeringo, Kecamatan Suela, juga akan dibantu asalkan ada pemberitahuan. “Jadi dikira kita tidak pernah melakukan tindakan itu salah. Kita selalu siap, asalkan ada pemberitahuan,” ujarnya.

Saat ini, ada tujuh kecamatan di Lotim yang terdeteksi mengalami kekeringan. Sehingga diharapkan masing-masing Camat dapat mengirimkan surat atau pemberitahuan ke BPBD, baik itu informasi berapa jumlah desa/dusun, jumlah kepala keluarga (KK), dan lainnya yang membutuhkan air bersih karena daerahnya dilanda kekeringan. Karena saat ini ada beberapa lokasi yang sebelumnya mengalami kekeringan, ternyata sekarang sudah tidak lagi.

Baca Juga :  Dandim: Cakades Harus Siap Kalah dan Menang

“Jadi, tujuh kecamatan yang terdampak kekeringan saat ini adalah Kecamatan Keruak, Jerowaru, Sakra Timur, Sakra Barat, dan Terara. Namun untuk Kecamatan Terara, tahun ini kemungkinan tidak lagi kekeringan, karena pemerintah sudah membuat penampungan air di Dusun Lando,” jelasnya.

Sementara untuk wilayah utara Lotim, kecamatan yang potensi mengalami kekeringan yaitu Kecamatan Sambelia, Suela, dan Sembalun. “Jadi kita sudah bersurat kepada para Camat untuk mengirimkan titik-titik kekeringan, agar kita petakan. Sehingga pihaknya juga bisa mendroping air sebanyak yang dibutuhkan.

Melihat kondisi saat ini, pihaknya mengaku kalau Lotim belum dapat dikatakan darurat bencana kekeringan. Karena secara riil, para Camat dan Kepala Desa masih belum merasakan kekeringan. Terbukti mereka belum memberikan pemberitahuan. ”Jadi hingga saat ini belum dinyatakan darurat. Kekeringan biasanya akan berakhir pada bulan Desember,” katanya.

Baca Juga :  Upaya Bacabup Dari PKS, Abdul Hadi Memajukan Pertanian Lotim

Untuk mengatasi musibah kekeringan setiap tahun ini, ada beberapa program yang akan dijalankan BPBD Lotim. Termasuk mendorong SKPD terkait, untuk menganggarkan survei geolistrik. Dimana untuk Lotim sendiri sudah mulai dilakukan sejak tahun 2016. “Tahun 2016 lalu ada 11 titik yang sudah dibangun sumur bor,” terangnya.

Disampaikan, pada perubahan anggaran tahun 2016 sudah dilakukan survei sebanyak 35 titik, namun hingga kini belum ada fisik pembangunan sumur bor. “Jadi meskipun bukan BPBD yang membangun, namun kita tetap mendorong berdasarkan Tupoksi kita masing-masing,” ucapnya.

Ada beberapa langkah yang bisa ditempuh lanjutnya, pertama bagi desa yang mempunyai mata air akan dilakukan pemasangan pipa. Kedua bagi desa yang tidak memiliki sumber air, namun memiliki sumber air yang besar di bawah tanah, akan diberikan bantuan sumur bor, yang akan didahului oleh survei geolistrik.

“Kalau sudah beberapa langkah yang dilakukan oleh pemerintah ini tidak ada juga dapat mengurangi dampak kekeringan. Maka hal terakhir yang kita guanakan adalah mendroping air. Tetapi semoga keinginan kita ini bisa terealisasi,” pungkasnya. (cr-wan)

Komentar Anda