Tujuh Hari SKB CPNS, 21 Peserta Gugur

TES SKB : Suasana hari terakhir pelaksaan SKB di kantor BKD Provinsi NTB, Rabu (9/9/2020). (Faisal Haris/radarlombok.co.id)

MATARAM–Hingga hari terakhir Seleksi Kompetensi Bidang Calon Pegawai Negeri Sipil (SKB- CPNS) lingkup Pemerintah Provinsi NTB terdapat 21 orang tidak hadir tanpa keterangan yang jelas.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi NTB, H Muhammad Nasir, mengatakan, pelaksanaan SKB dari hari pertama hingga hari terakhir berjalan lancar. Meski ditemukan peserta tidak hadir tanpa alasan yang jelas maupun diketahui beberapa peserta yang reaktif dan positif Covid-19. “Dari hari pertama sampai hari terakhir bejalan lancar, aman, tertib dan tetap menggunakan Protokol Covid,” katanya seusai memantau pelaksanaan SKB di hari terakhir, Rabu (9/9/2020).

Jumlah peserta SKB untuk lingkup Pemerintah Provinsi NTB sebanyak 942 orang. Tapi yang ikut tes di kantor BKD Provinsi NTB sebanyak 818 orang. Sedangkan 124 peserta ikut tes di lokasi lain regional BKN. “Dari 818 orang peserta yang terdaftar di kita yang mengikuti langsung di BKD sampai hari ini (Rabu,red) sebanyak 797 orang, ada 21 orang yang tidak hadir tanpa alasan yang jelas,”jelasnya.

Sementara untuk satu orang peserta yang memang tidak bisa hadir tes sesuai jadwal karena terkonfirmasi positif Covid-19, maka dijadwalkan ikut tes pada tanggal 10 September 2020. “Satu orang positif yang yang akan dilaksanakan tes pada besok (Kamis-10/9). Jadi kalau kita hitung dengan besok peserta yang hadir sebanyak 798 orang,”sambungnya.

Mengenai 21 orang peserta yang tidak hadir tanpa keterangan yang jelas dari hari pertama, maka secara otomatis sudah dianggap gugur. Namun Nasir belum mengetahui peserta yang tidak hadir dari formasi apa saja. “Ya kalau yang 21 orang peserta yang tidak hadir otomatis sudah gugur, itu risiko bagi yang tidak hadir. Dan saya tidak hafal dari formasi apa saja yang 21 ini, karena saya belum lihat data pastinya,”ujarnya.

Nasir juga menyampaikan, jumlah peserta yang ditemukan reaktif Covid-19 berjumlah 30 orang. Tapi semuanya sudah direkomendasikan oleh tim medis ikut SKB semuanya. Hal yang sama juga, Nasir belum bisa merincikan lebih detail peserta reaktif dari formasi apa saja dan dari mana saja.”Nah kami juga tidak hafal, soal tadi langsung dibawa oleh pihak dokter. Nanti dokter akan buat laporan resmi ke kami,”katanya.

Berdasarkan jadwal pengumuman yang diterbitkan oleh pemerintah pusat, pengumuman hasil SKB ini pada akhir Oktober. Tapi jika peserta mengenal teman-temanya yang satu formasi,maka peserta sudah bisa mengetahui hasil dengan menghitung sendiri. Sebab mengenai penilaian sudah dikasi tahu kombinasinya. Dimana nilai hasil Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) 40 persen dan 60 persen dari SKB. Tentu kalau peserta sudah mengetahui nilai SKD yang sudah diumumkan dulu, maka sekarang peserta bisa menghitung sendiri lewat update streaming youtube BKD. “Kita belum berani memberikan informasi kalau belum secara nasional,”katanya.

Nasir memastikan pelaksanaan SKB di kantor BKD NTB sudah sesuai regulasi dari pemerintah pusat. Panitia di tingkat provinsi hanya menjalankan sesuai dengan aturan yang ada. “Semua regulasi yang ditetapkan oleh pusat kami di pemprov sudah melaksanakan. Sehingga kami menggunakan hasil repid test itu tidak lain, kita ingin mengetahui kondisi peserta. Dan kami juga telah memberikan ruang khusus untuk mereka ikut tes,”katanya.

Berbeda dengan Pemprov NTB, beberapa kabupaten/kota yang menyelenggaran SKB
tidak mencatat jumlah peserta yang reaktif Covid-19. Panitia setempat tidak meminta peserta membawa hasil rapid test. Maka tidak terdata jumlah peserta yang reaktif. Misalnya di Lombok Tengah, dengan jumlah peserta yang mencapai seribu lebih. “Makanya Lombok Tengah tidak ada yang berkaitan dengan itu kan (peserta reaktif). Karena dia tidak minta. Mungkin kalau diminta lebih dari kami karena jumlah peserta lebih dari seribu,”tutupnya. (sal)

Komentar Anda