SELONG- Sebanyak tujuh formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkup Pemkab Lombok Timur tidak terisi. Tujuh formasi yang tidak terisi ini salah satunya formasi dokter spesialis. Diketahui tahapan seleksi CPNS ini memasuki tahap lanjutan setelah pengumuman hasil seleksi administrasi.
Dari total 3.358 pendaftar yang berpartisipasi, sebanyak 2.734 orang dinyatakan memenuhi syarat administrasi. Sementara itu, sisanya yang tidak lolos masih diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan terkait hasil seleksi ini.
Para peserta yang telah lolos seleksi administrasi ini nantinya akan bersaing untuk mengisi 100 formasi yang tersedia di Lombok Timur. Formasi tersebut terdiri dari 60 formasi untuk tenaga kesehatan dan 40 formasi untuk tenaga teknis lainnya.
Kepala BKPSDM Lotim H. Mugni mengatakan bahwa perekrutan CPNS di tahun ini dusambut antusias oleh masyarakat. Hal tersebut dilihat dari jumlah pendaftar mencapai angka tiga ribuan lebih. Mugni mengungkapkan bahwa terdapat tujuh formasi yang belum ada pendaftarnya hingga saat ini. Formasi yang kosong tersebut mencakup satu formasi uji kendaraan, dua formasi untuk penyandang disabilitas, serta empat formasi untuk dokter spesialis. “Rinciannya, dua formasi untuk dokter spesialis obstetri dan ginekologi, satu formasi dokter spesialis saraf, dan satu formasi dokter spesialis anestesiologi dan terapi intensif,” ungkap Mugni.
Menurut Mugni, kosongnya formasi ini disebabkan oleh kualifikasi yang cukup spesifik dan sulit ditemukan, terutama untuk dokter spesialis. Meski demikian, ia menambahkan bahwa sebagian besar pendaftar lebih memilih melamar ke formasi umum yang lebih banyak tersedia.
Kondisi kekurangan pendaftar di formasi dokter spesialis juga diakui oleh Kepala Dinas Kesehatan Lombok Timur, Fathurrahman. Ia menjelaskan bahwa formasi dokter spesialis di Lombok Timur memang menjadi tantangan tersendiri, terutama mengingat kualifikasi yang diperlukan tergolong langka. “Kami memang mengalami kesulitan dalam memenuhi formasi dokter spesialis. Oleh karena itu, sebagai langkah antisipasi, kami telah mulai menyekolahkan putra-putri asli Lombok Timur untuk menempuh pendidikan spesialis,” ungkap Fathurrahman.
Ia berharap, dalam kurun waktu 4-5 tahun mendatang, Lombok Timur tidak lagi kekurangan dokter spesialis yang sangat dibutuhkan di berbagai fasilitas kesehatan. Langkah ini dianggap sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan yang terus berulang di setiap penerimaan CPNS.
Dengan berjalannya proses seleksi CPNS ini, diharapkan kebutuhan tenaga profesional, khususnya di bidang kesehatan dan teknis, dapat terpenuhi dengan lebih baik. Namun, upaya untuk menarik minat para profesional dengan kualifikasi spesifik, seperti dokter spesialis, masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah.
Adanya formasi yang belum terisi menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Lombok Timur dalam memastikan pelayanan publik tetap optimal. Kendati demikian, dengan berbagai upaya yang dilakukan, termasuk investasi dalam pendidikan dokter spesialis, harapan untuk memenuhi kebutuhan tersebut di masa mendatang tetap tinggi. (lie)