MATARAM—Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB memperkirakan perekonomian NTB pada triwulan IV tahun 2016 terjadi pelambatan seiring kinerja ekspor tambang yang mengalami penurunan.
"Di Triwulan IV/2016 ini ekonomi NTB diprediksi terjadi pelambatan karena ketergantungan terhadap pertambangan," kata Kepala Perwakilan NTB Provinsi NTB, Prijono, Kamis kemarin (8/12).
Kinerja ekspor tambang diperkirakan akan terus menurun, jika tidak ada aturan perpanjangan izin ekspor hingga akhir tahun 2016 ini. Sementara itu, kondisi terbalik justru terjadi di sektor non tmbang. Dimana diprediksi pertumbuhan ekonomi NTB non-tambang akan terjadi peningkatan pada triwulan IV/2016.
Menurut Prijono, sumber pertumbuhan diperkirakan dari konsumsi rumah tangga yang terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumsi masyarakat, saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada pertengahan Desember dan juga peringatan pergantian malam tahun baru 2017.
Selain itu, sambung Prijono, sumber pertumbuhan ekonomi dari sisi investasi juga diperkirakan meningkat, disebabkan realisasi belanja modal pemerintah meningkat biasanya menjelang akhir tahun. "Berbagai survei BI menunjukkan adanya peningkatan dunia usaha pada triwulan IV/2016," sebut Prijono.
Dikatakannya, survei kegiatan dunia usaha yang dilakukan Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB juga memperkirakan adanya peningkatan kegiatan dunia usaha. Peningkatan pertumbuhan kegiatan usaha disebabkan oleh ekspansi pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. "Kinerja sektor industri pengolahan diperkirakan juga mengalami peningkatan pertumbuhan," ujarnya.
Prijono menambahkan, indikasi perbaikan ekonomi, juga tercermin dari hasil survei pedagang eceran BI. Untuk Oktober 2016 penjualan eceran diperkirakan tumbuh meningkat sebesar 6,9 persen. Peningkatan penjualan eceran diperkirakan terjadi pada kelompok makanan dan bahan bakar kendaraan bermotor.
Selanjutnya, kelompok makanan dan bahan bakar kendaraan bermotor masing-masing diperkirakan tumbuh sebesar 63 persen dan 10 persen dibandingkan kondisi pada September 2016. Sumber pertumbuhan ekonomi lainnya, diiperkirakan berasal dari ekspor antar daerah yang meningkat.
"Apabila pabrik gula pasir di Kabupaten Dompu mulai beroperasi secara penuh sebanyak 5.000 ton per hari. Maka akan cukup besar mendorong pertumbuhan ekonomi," tutupnya. (luk)