Triwulan II Perbankan Syariah NTB Tumbuh Positif

MATARAM—Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB, Prijono mengatakan ekonomi syariah di Provinsi NTB berpotensi untuk berkembang. Terbukti dengan pertumbuhan perbankan syariah di triwulan II tahun 2016 ini mencapai 8,14 persen.

“Lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 4,23 persen (y-on-y). Ini artinya perbankan syariah di NTB memiliki pangsa pasar semakin meningkat,” kata Prijono beberapa waktu lalu.

Prijono menyebut jika perbankan syariah yang memiliki pangsa aset 7,3 persen justru mengalami peningkatan di triwulan II 2016 sebesar 8,14 persen (year on year) atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 4,23 persen (y-o-y).

Hal yang sama juga terjadi pada perhimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 6,62 persen hingga 17,86 persen (y-o-y) dan penyaluran pembiayaan /kredit mencapai 4,20 persen hingga 7,29 persen (y-on-y).

Baca Juga :  Perbankan Diminta Perketat Penerapan Protokol Covid-19

Hal ini menunjukan bahwa perbankan syariah di NTB  memiliki momentum yang baik untuk mempercepat  pertumbuhan seiring dengan reaksi masyarkat yang positif terhadap keberadan perbankan syariah di NTB.

Dimana perbankan syariah di NTB memiliki pangsa pasar yang sangat besar. Hanya saja potensi pangsa pasar yang begitu besar karena mayoritas penduduk NTB adalah muslim dan banyaknya pondok pesantren perlu di optimalkan oleh lembaga perbankan dengan memberikan edukasi dan sosialisasi yang langsung menyentuh ke masyarakat selaku pengguna langsung produk dari perbankan syariah tersebut.

“Yang menjadi kendala dan penghambatnya adalah pemahaman masyarakat mengenai konsep syariah masih lemah. Ini menjadi tantangan perbankan syariah,” ujarnya.

Baca Juga :  BI Gelar Bedah Buku Maqashid Bisnis dan Keuangan Syariah

Ia menambahkan, ekonomi syariah di NTB berpotensi untuk berkembang. Namun kendala pemahaman masyarakat yang masih kurang terhadap konsep ekonomi dan keuangan syariah perlu diperhitungkan.

Dalam menumbuhkan ekonomi dan keuangan syariah di NTB terdapat beberapa faktor kendala yang perlu diperhitungkan dan diantispasi untuk meningkatkan pertumbuhan tersebut. Faktor utama yang menjadi kendala dalam pengembangan penerapan ekonmi syariah adalah pemahaman masyarakat mengenai konsep ekonomi dan perbankan syariah yang belum komprehensif. “Pemahaman tentu tidak bisa dibangun dalam satu malam saja, tapi melalui proses dan diperlukan konsep secara menyuluruh,” pungkasnya. (luk)

Komentar Anda