Triwulan I-2021 Ekonomi NTB Minus 1,13 Persen

Suntono (IST/ RADAR LOMBOK)

MATARAM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB mencatat ekonomi NTB triwulan I-2021 mengalami kontraksi 1,13 persen dibandingkan triwulan I 2020 (y on y). Kondisi ini juga, karena terjadi kontraksi pada sejumlah kategori lapangan usaha akibat pandemi Covid-19. Salah satunya pada transportasi dan pergudangan besar.

Kepala BPS Provinsi NTB Suntono menerangkan, pandemi Covid-19 yang berlangsung hingga saat ini dampaknya masih dirasakan oleh sejumlah sektor. Kontraksi terdalam dialami oleh kategori transportasi dan pergudangan sebesar 25,14 persen. Selain itu, kategori penyediaan akomodasi dan makan minum juga mengalami kontraksi yang dalam sebesar 22,87 persen.

“Secara y-on-y ekonomi NTB triwulan I-2021 kontraksi 1,13 persen. Secara Q-to-Q ekonomi terkontraksi 3,30 persen. Triwulan I umumnya pertumbahan secara y-on-y relatif lebih rendah dibandingkan triwulan II dan III,” kata Suntono, Rabu (5/5).

Menurutnya, pandemi Covid-19 yang masih berlanjut sampai 2021 ini dampaknya masih dirasakan, sehingga kondisi perekonomian NTB pada triwulan I tahun ini mengalami kontraksi.

Baca Juga :  Pemprov Diminta Sikapi Sorotan PBB Soal Pembebasan Lahan KEK Mandalika

Di mana kontraksi yang dalam pada transportasi dan pergudangan menjadikan kategori tersebut sumber pertumbuhan yang negatif sebesar 1,76 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, yang menjadi sumber pertumbuhan yang negatif sebesar 0,97 persen. Masih berlanjutnya pandemi covid-19 pada tahun 2021, membuat ekonomi ntb terkontraksi sebesar 1,13 persen.

“Sedangkan kalau pertumbuahan ekonomi triwulan I tanpa sub katagori tambang biji logam terkontraksi 1,81 persen (y-on-y) dan secara q-to-q terkontraksi 3,30 persen,” paparnya.

Dilihat dari penciptaan pertumbuhan ekonomi, sumber pertumbuhan tertinggi NTB triwulan I-2021 (y-on-y) pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 1,27 persen. Pertambangan dan penggalian sebesar 0,47 persen, informasi dan komunikasi sebesar 0,33 persen, dan kategori jasa keuangan dan asuransi sebesar 0,23 persen.

Struktur ekonomi NTB triwulan I-2021 masih didominasi pertanian, kehutanan, dan perikanan 22,88 persen, diikuti pertambangan dan penggalian 17,33 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 13,75 persen.

Baca Juga :  PMK Turun, THR ASN Bisa Dicairkan

Sementara itu, jika dilihat pertumbuhan ekonomi NTB triwulan I-2021 terhadap triwulan IV2020 diwarnai faktor musiman padapertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh 10,95 persen. Pertumbuhan positif pada sejumlah kategori lapangan usaha tersebut tidak cukup menahan terjadinya kontraksi ekonomi NTB pada triwulan I-2021 yaitu sebesar 3,30 persen.

“Ekonomi kita itu tercemin dari peran pertambangan. Dibandingkan dengan pertumbuhan tanpa tambang arahnya tidak selalu jalan,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB, Heru Saptaji mengatakan, perbaikan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2021 tecermin dari dimensi kesehatan dan dimensi ekonomi. Pada perspektif kesehatan menekan angka kasus pandemi Covid-19 pada masyarakat yang semakin tinggi saat ini melebihi nasional. Kemudian dari sisi ekonomi didorong dari sektor pertanian dan penguatan pada sektor non tambang.

Kesinambungan dukungan percepatan proses vaksinasi dan konsistensi penerapan protokol Covid-19 sangat diperlukan sebagai prasyarat pemulihan ekonomi daerah,” ujarnya. (dev)

Komentar Anda