Triwulan I 2016, Ekonomi NTB Tumbuh Melambat

MATARAM—Pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat di triwuan I tahun 2016 hanya mampu dikisaran angka 9,97 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan pada triwula I tahun 2015 yang tumbuh mencapai 19,43 persen. Pelambatan pertumbuhan ekonomi di NTB pada triwulan I tahun 2016 disebabkan mundurnya musim panen raya untuk tanaman pangan seperti padi petani.

Mundurnya musim panen raya tanaman pangan khususnya padi yang biasanya di bulan Maret begeser menjadi bulan April di tahun 2016 menjadi salah satu penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan I tahun 2016 ini.

“Tahun 2015 musim panen raya tanaman padi itu terjadi di awal Maret, tapi di tahun 2016 ini justru mundur jadi di pertengahan April,” kata Wahyuddin, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB di Mataram beberapa waktu lalu.

Wahyuddin menyebut bahwa perlambatan ekonomi NTB di triwulan I tahun 2016 disebabkan pergeseran panen raya yang semua memuncak di bulan Maret kini bergeser ke bulan April. Selain itu perlambatan juga disebabkan oleh peningkatan produksi tambang bijih logam yang lebih rendah dibandingkan yang terjadi di periode yang sama tahun 2015.

Jika dibandingkan triwulan IV-2015 (q-to-q) ekonomi Provinsi NTB tumbuh sebesar 2,24 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 11,93 persen. hal ini dipicu oleh peningkatan produksi tanaman pangan yang mulai memauki masa panen raya. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran ekspor luar negeri sebesar 25,96 persen yang didominasi ekspor konsentrat pertambangan.

Ekonomi Provinsi NTB pada triwulan I tahun 2016 jika tanpa sub kategori pertambangan bijih logam, maka secaray- on- y mengalami pertumbuhan sebesar 5,68 persen. sementara jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di triwulan IV tahun 2015 q- to- q tumbuh sebesar 1,21 persen.

Perekonomian Provinsi NTB tanpa sub kategori pertambangan bijih logam pada triwulan I tahun 2016  ini hanya mampu tumbuh sebesar 1,21 persen diobanding dengan triwulan IC-20125 yang lalu. Hal ini disebabkan oleh menurunnya aktivitas ekonomi pada kategori / lapangan usaha industri pengolahan yang mengalami kontraksi hingga minus 23,21 persen.

Aktivitas industri pengolahan di NTB didominasi oleh industri pengolahan tembakau yang berupa oven daun tembakau, dimana pada triwulan I -2016 hampir tidak ada aktivitasnya. Karena bahan  bakunya takni daun tembakau yang berasal dari aktivitas perkebunan tembakau tidak ada lagi di pasaran, karena komoditas tembakau termasuk musiman.  (luk)

Komentar Anda