Tren Prabowo-Sandi Naik, Tetapi Masih Kalah 20 Persen ?

Prabowo-Sandi
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto saat memaparkan hasil survei terbaru lembaganya. (GUNAWAN/JAWAPOS.COM)

JAKARTA — Jelang pelaksanaan debat perdana, 17 Januari, elektabilitas pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno masih tertinggal sekitar 20 persen dari pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin. Kubu petahana masih kokoh dengan perolehan suara di atas 50 persen.

Hal ini terpotret dari temuan hasil survei nasional Charta Politika Indonesia yang dilaksanakan pada 22 Desember 2019 sampai dengan 2 Januari 2019. Adapun sampel yang diambil dalam survei tersebut mencapai 2.000 responden.

Dalam simulasi kertas suara, Prabowo-Sandi masih tertinggal dengan memperoleh suara sebesar 34,1 persen. Sedangkan pasangan calon Jokowi-Ma’ruf masih unggul dengan 53,2 persen. Sementara yang belum menjawab sebanyak 12,7 persen.

Apabila ditelisik dari tren elektabilitas kedua paslon pada April-Oktober 2018, pasangan calon nomor urut 01 mengalami tren penurunan dari 58,8 persen menjadi 53,2 persen. Sedangkan pasangan calon nomor urut 02 mengalami peningkatan dari 30,0 persen menjadi 35,5 persen.

Baca Juga :  Lotim Ditarget Jadi Lumbung Suara Prabowo-Sandi

Namun dalam periode Oktober-Desember 2019, elektabilitas kedua pasangan calon cenderung stagnan dan tidak ada perubahan signifikan. Jokowi-Ma’ruf cenderung stagnan diposisi 53,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandi menurun tipis dari 35,5 menjadi 34,1 persen. “Kedua paslon suara stagnan antara Oktober sampai Desember 2018,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto di Kantornya, Jakarta, Rabu (16/1).

Menurut Yunarto, stagnasi elektabilitas di dua kubu pasangan calon lantaran masih tingginya strong voters yakni 80 persen. Itulah sebabnya, dalam beberapa bulan terakhir, elektabilitas kedua paslon seolah mandek. “Strong voters itu pemilih-pemilih yang nanti kalau ada kesalahan dilakukan calon tidak sampai mengubah pilihan. Kecuali kalau kesalahannya sampai skala ekstrem. Jadi ini sudah terjadi pada pertarungan asal bukan Jokowi, atau asal bukan Prabowo,” tuturnya.

Baca Juga :  Diberi Kelonggaran, Demokrat NTB Tetap Dukung Prabowo-Sandi

BACA JUGA: Apa pun Partainya, Kader NW Wajib Menangkan Jokowi-Ma’ruf

Selain alasan itu, Yunarto menilai masyarakat saat ini tengah jenuh dengan pola kampanye yang dilakukan kedua paslon beberapa bulan terakhir. Menurut dia, pemilih tengah mencari pandangan-pandangan baru di sisa masa kampanye ini. “Kita berharap semoga debat ini bisa memancing dialog di tataran masyarakat. Faktor lain karena memang pemilih yang belum rasional sehingga tidak terlalu sensitif terhadap perubahan isu,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Survei Charta Politika Indonesia dilakukan melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Ada pun survei ini menggunakan metode acak bertingkat alias multistage random sampling dengan margin of error 2,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (JPC)

Komentar Anda