Transaksi Narkoba Berhasil Digagalkan

BNNK Tak Tercapai, Pemda Diminta Bentuk BNK

PRAYA – Aparat kepolisian dan TNI Lombok Tengah berhasil menggagalkan transaksi narkoba di jembatan irigasi perbatasan Desa Pelambik dengan Desa Teduh Kecamatan Praya Barat, Senin malam (6/1).

Penggagalan itu dilakukan Babinsa Teduh Koramil 1620-04/Praya Barat Serka Nurjan bersama Bhabinkamtibmas Brigadir Topan. Waktu itu, babinsa bersama babinkamtibmas berpatroli malam di desa binaan sesuai petunjuk Komandan Kodim 1620/Loteng Letkol CZI Prastiwanto. Setiba di lokasi, babinsa dan bhabinkamtibmas melihat dua orang di atas jembatan. Setelah didekati, kedua orang tersebut langsung melarikan diri dan meninggalkan sepeda motor mereka di lokasi. “Setelah kami mengecek sepeda motor mereka, kami melihat ada satu paket narkoba jenis sabu menggunakan kantong obat di atas tanah dekat sepeda motor,” ungkap Serka Nurjan, Selasa (7/1).

Setelah mengamankan kendaraan dan barang bukti tersebut, Serka Nurjan kemudian menghubungi kades dan kadus agar segera ke lokasi kejadian. Bahbinkamtibmas sendiri menghubungi piket Polsek Praya Barat. “Barang bukti sudah diamankan di Polres Lombok Tengah menggunakan mobil patroli Polsek Praya Barat. Sementara pelaku berhasil melarikan diri,” terangnya.

Dandim Loteng memberikan apresiasi atas sinergitas dan kekompakan anggotanya bersama Bhabinkamtibmas di lapangan dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Langkah yang dilakukan Babinsa bersama Babinkamtibmas sudah sesuai dengan prosedur. Yakni menyerahkan temuan berupa dua unit sepeda motor dan barang bukti berupa satu paket sabu kepada Polsek setempat untuk dilakukan proses penyelidikan dan penyidikan. “Saya juga mengajak seluruh komponen masyarakat untuk ikut berperan aktif menjaga keamanan wilayah bersama TNI Polri mulai dari tingkat dusun, desa, kecamatan hingga kabupaten. Sehingga proses pembangunan dapat berjalan aman dan lancar,” ajaknya.

Terkait dengan peredaran narkoba, Dandim mengingatkan para orang tua untuk menjaga dan mengawasi anak-anaknya untuk tidak mendekati atau menggunakan narkoba. Karena berdasarkan data BNN Provinsi NTB tahun 2019 dalam press rilisnya, jumlah pemakai anak-anak di bawah umur sebanyak 13 kasus dan usia 15 sampai 20 tahun menempati peringkat pertama sebanyak 231 kasus. “Ini sangat memprihatinkan, mari jaga anak-anak kita demi masa depan mereka sebagai generasi penerus keluarga, bangsa dan negara dari pengaruh narkoba,” serunya.

Wakil bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri mengatakan, peredaran narkoba ini semakin marak. Untuk mendeteksi peredaran maupun pemakaiannya sangat susah sekali. Karena wilayah maupun penduduk Lombok Tengah terbilang sangat luas dan banyak. “Semakin hari semakin santer peredaran narkoba ini di Loteng. Untuk mengatasi peredaran narkoba ini, kami tentu tidak diam saja,” timpalnya.

Disampaikan sudah banyak upaya yang dilakukan, termasuk dengan melakukan tes urine sebagai pembinaan maupun mengusulkan adanya BNNK di Lombok Tengah. Hanya saja, usulan BNNK yang dilakukan sudah 10 tahun itu harus tertunda. Karena terjadi moratorium oleh kementerian terkait. “Jadi intinya kami berkeinginan untuk terus mengatasi peredaran narkoba ini di wilayah ini. Karena pencegahan ini penting sekali. Jika semua masyarakat memakai narkoba, pastinya masyarakat akan rusak dan akan bodoh,” ujarnya.

Pathul mengaku prihatin dengan maraknya predaran narkoba ini. Bukan karena banyaknya pelaku yang ditangkap aparat, namun karena sekarang narkoba ini sudah merambah hingga kalangan pelajar maupun masyarakat perdesaan. “Rencananya sebagai salah satu gerakan guna mengatasi barag haram ini, kami akan melakukan tes urine pada ASN dalam waktu dekat ini. Dan kami terus melakaukan sosialisasi pada masyarakat,” jelasnya.

Disampaikan juga, jika pihaknya meminta pada BNN untuk terus bekeja sama dengan pemda untuk melakukan pencegahan peredaran narkoba ini. Terlebih dengan adanya KEK Mandalika maupun Sirkuit MotoGP ini. Kunjungan wisatawan akan banyak ke daerah itu dan tentu peredaran narkoa pastinya akan sangat riskan. “Jadi kita harus bersama-sama untuk melakukan pencegahan. Terutama paling berperan adalah adalah para orang tua dalam menjaga anak-anak mereka,” tambahnya.

Kepala BNN Provinsi NTB Brigjenpol Gde Sugianyar Dwi Putra menjadikan Lombok Tengah sebagai daerah prioritas untuk mendirikan Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK). Tapi karena adanya moratorium membuat keberadaan BNNK ini sulit tercapai, belum lagi ditambah dengan anggaran. “Maka dari itu saya sangat berharap ada Badan Narkotika Kabupaten (BNK) dan itu di bawah naungan pemda. Saya siap untuk bersinergi dan saling berkoordinasi antara BNNP dengan BNK ini. Karena memang ini penting dilakukan jika melihat peredaran narkoba yang marak saat ini di Provinsi NTB,” tambahnya. (met)

Komentar Anda