Tradisi ‘Maleman’ Selama Bulan Suci Ramadan di Kota Mataram

Malam Ganjil dan Genap Tetap Nyalakan ‘Dilah Jojor’

Tradisi ini merupakan perayaan menyambut malam Lailatul Qadar yang turun pada malam ganjil.

Salah satu tokoh agama setempat, H Mastur menuturkan, sebelum menyalakan dilah jojor pada tradisi Maleman diawali dengan acara berbuka puasa bersama di masjid. Praktis, pada sore harinya para ibu-ibu dari pagi sudah menyiapkan berbagai lauk pauk dan jajanan yang akan dibawa ke masjid untuk disantap pada saat berbuka puasa bersama.

Baca Juga :  Hidup Sebatang Kara, Doa Terijabah Lewat Pasukan Bersajadah Hijau

“Tradisi ini sudah lama dan turun temurun. Setiap malam dari awal Ramadan sampai Idul Fitri,’’ katanya, kepada Radar Lombok, Senin malam, (21/5).

Kegiatan berbuka bersama itu dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemuda di masing-masing lingkungan. Sebelum buka puasa diawali dengan zikir dan doa. Tradisi menyalakan “dilah jojor” sudah menjadi tradisi turun temurun di Kota Mataram, terutama pada kelurahan atau lingkungan yang berpenduduk asli.

Komentar Anda
1
2
3