Tolak Ritel Modern Masuk KLU, Pengusaha Lokal Himpun Kekuatan

TUNJUKKAN: Pengusaha Lokal KLU saat menunjukkan beberapa tuntutannya kepada Pemda KLU di salah satu rumah makan di Tanjung, Jumat (6/1).

TANJUNG–Forum Pengusaha Lokal Kabupaten Lombok Utara (KLU) menggelar pertemuan menyikapi rencana Bupati KLU Djohan Sjamsu membuka izin masuknya ritel modern.

Pertemuan tersebut dilakukan di salah satu rumah makan di Tanjung dengan dihadiri masing-masing perwakilan dari semua kecamatan. Mulai dari Pemenang, Tanjung, Gangga, Kayangan, hingga Bayan. Pada pertemuan singkat tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa mereka menolak masuknya ritel modern.

Salah seorang dari pengusaha yaitu Yek Bakar mengatakan bahwa masyarakat KLU baru saja bangkit dari keterpurukan akibat bencana gempa tahun 2018 dan pandemi covid-19. Namun kini harus kembali dihadapkan dengan persoalan baru yaitu masuknya ritel modern. Hal ini kata Yek Bakar tentu akan mengancam keberlangsungan usaha mereka. “Kami sudah tertimpa tangga lagi mau dijatuhin,” ucapnya.

Mestinya kata Yak Bakar pemda fokus dahulu memajukan UMKM lokal yang ada sehingga bisa berkembang dengan pesat. Bukan malah menghadirkan pesaing yang justru akan mengancam UMKM. “Jika ritel modern masuk bagaimana mungkin kami bisa bersaing,” ucapnya.

Baca Juga :  Penarikan Retribusi Wisata Dikerjasamakan dengan Akacindo

Pengusaha lainnya yang enggan dikorankan namanya meminta pemda mengkaji ulang rencana membuka izin masuknya ritel modern. “Satu saja ritel modern yang masuk di KLU seperti yang ada di SPBU Pemenang, itu sudah mengganggu penjualan kita. Apalagi jika nantinya ritel modern ada di masing-masing Gili,” ujarnya.

Dilanjutkannya, sejauh ini para pengusaha di Gili biasa mengambil barang-barang di toko grosiran yang ada di Pemenang. Jika nantinya ritel modern sudah ada di Gili maka tentu jualan mereka akan sangat terganggu. “Makanya kami minta tolong kepada pemda jangan membunuh kami dengan kebijakan ini,” ujarnya.

Sumber ini mengaku bahwa pemda harus memikirkan nasib karyawan yang bekerja di pengusaha lokal ini. Jika pengusaha lokal gulung tikar maka nasib karyawan mereka juga akan terancam. “Kalau saya masih bisa cari makan karena bisnis saya itu hanya sampingan tetapi bagaimana dengan karyawan saya ataupun karyawan pengusaha lokal lain,” jelasnya.

Baca Juga :  Jumlah Janda dan Duda di KLU Terus Meningkat

Jika salah satu pertimbangan pemda membuka izin ritel modern karena bukanya 24 jam, maka pengusaha lokal juga bisa melakukan itu. Namun yang jadi pertanyaan siapa yang mau belanja tengah malam. “Belum jam 10 saja jalanan di KLU sudah hampir tidak ada kendaraan yang lalu lalang,” bebernya.

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan tersebut, Forum Pengusaha Lokal KLU berencana akan melakukan petisi menolak ritel modern. Jika tidak cukup dengan itu mereka juga mengancam akan turun ke jalan bersama semua pengusaha atau pedagang se-KLU. “Untuk pengusaha yang tergabung di forum ini baru 76 orang. Ini baru kita buka kemarin dan masih banyak yang mau bergabung di forum ini,” tutupnya. (der)

Komentar Anda