Sejumlah TKI Asal NTB Dikabarkan Tewas Tenggelam di Perairan Malaysia

TERBALIK: Tim penyelamat Pemerintah Malaysia sedang mengevakuasi kapal cepat yang ditumpangi TKI asal NTB di pelabuhan Tanjung Balau, Johor Bahru, Malaysia, Rabu (15/12).(ISTIMEWA/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Malang kembali menimpa tenaga kerja Indonesia (TKI) asal NTB. Enam orang dikabar bertaruh nyawa setelah saat hendak menyeberangi perairan perbatasan antara Kepulauan Riau menuju daratan negara Malaysia.

Kapal cepat mereka terbalik sekitar pukul 05.00 waktu setempat, Rabu pagi (15/12). Kapal cepat ini dikabarkan membawa tak kurang dari 60 orang TKI dari wilayah Kepulauan Riau menuju daratan Johor Bahru, Malaysia. Dari puluhan orang TKI, untuk sementara enam dikabarkan berasal dari NTB.

Di antaranya lima asal Kabupaten Lombok Timur dan satu orang lagi asal Kabupaten Lombok Tengah. Yakni, Gunawan asal Dasan Rambanbela Desa Lenek Kecamatan Aikmel, Yoan Eki Sudiatma, warga Kedondong Daya Kecamatan Pringgasela, Dedi Suryadi warga Anjani Timur Kecamatan Suralaga, dan Samsudin, Pemasah, dan Alwi dari Dusun Mampe Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur. Sedangkan satu orang lagi bernama Muhamad Nasir asal Balemontong Desa Kawo Pujut Kabupaten Lombok Tengah.

Sedangkan empat orang lainnya dikabarkan dari luar Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di antaranya Fatimah, asal Jember Jawa Timur, Andy Maulana, Nasirah,  dan Tukiman Martameja, asal Cilacap, Jawa Tengah.

Kepala Disnakertrans Provinsi NTB, I Putu Gde Aryadi yang dikonfirmasi tak menafikan kabar duka TKI ini. Gde mengaku, pihaknya masih mengkonfirmasi kebenaran informasi itu ke pemerintah desa masing-masing. Menanyakan, apakah benar nama-nama yang dikabarkan tewas di perairan Tanjung Balau, Johor Bahru, Malaysia ini adalah warga desa setempat. Dengan demikian, maka dapat dipastikan kemudian apakah betul mereka warga NTB atau bukan. Mengingat, banyak korban dikabarkan tewas dalam tragedi itu. ‘’Proses identifikasi dan evakuasi di Malaysia masih berlangsung. Kita tunggu informasi selanjutnya,’’ kata Gde singkat saat dihubungi Radar Lombok, Kamis (16/12).

Kepala Disnakertrans Lombok Timur, H Supardi juga membenarkan kejadian ini. Dari informasi yang didapatkan sementara, kapal cepat yang ditumpangi TKI ini terbalik karena cuaca buruk. Pihaknya terus memantau dan mengulik keterangan untuk mengetahui perkembangan informasi lebih lanjut. Walau diakui, belum ada informasi atau surat resmi yang memberitahukan bahwa ada TKI asal Lombok Timur yang tewas. ‘’Informasi sementaranya, kelima TKI asal Lotim yang menjadi korban kapal tenggelam itu ilegal. Sebab, negara Malaysia belum menerima atau membuka migran asal Indonesia untuk sementara waktu ini,” terang Supardi.

Baca Juga :  Pemprov NTB Masih Putar Otak untuk Bayar Utang Rp 227,6 Miliar

Meski demikian, pihaknya tetap akan berupaya untuk menggali informasi lebih lanjut guna memastikan berapa jumlah TKI  asal Lotim yang menjadi korban dalam kejadian ini. Termasuk juga menjalin koordinasi dengan berbagai  pihak terkait lainnya. Dari sana nantinya akan bisa ditentukan seperti apa langkah selanjutnya yang akan dilakukan. Termasuk juga mengupayakan untuk proses pemulangan  jenazah para TKI yang meninggal ini. ‘’Saat ini kita masih terus menjalin koordinasi dengan  dengan pemerintah setempat untuk mendapatkan informasi resmi,” imbuhnya.

Supardi juga mengaku heran kenapa ada yang masih tetap nekat menjadi TKI melalui jalur ilegal seperti ini. Padahal sejak terjadinya pandemi Covid-19, pengiriman TKI ke Malaysia ini sampai sekarang masih belun diperbolehkan. Hal ini juga terjadi tak lepas karena karena perbuatan oknum tekong nakal yang tidak bertanggung jawab. ‘’Kita sudah sering kali memberikan sosialisasi dan turun ke masyarakat bahwa pengiriman TKI ke Malaysia belum diperbolehkan. Apalagi melalui jalur yang tidak resmi seperti ini. Makanya kita heran masyarakat kita masih saja percaya dengan tekong-tekong nakal dan tidak bertanggung jawab ini,” sesal Supardi.

Karena itu, pihaknya juga nantinya tidak akan tinggal diam terkait dengan persoalan ini.  Bersama dengan unsur terkait pihaknya akan melakukan penelusuran untuk mengetahui siapa saja oknum yang terlibat di dalamnya. “Untuk sementara kita akan fokus dulu dengan para korban ini. Baru setelah itu kita mencari pihak lain atau tekong yang memberangkatkan warga ini untuk meminta pertanggungjawabannya. Ini sekaligus sebagai tindakan tegas supaya para tekong ini bisa jera,” tutupnya.

Informasi yang dihimpun Radar Lombok, kapal cepat pancung berwarna kelabu itu diduga terbalik setelah dihantam ombak besar karena cuaca buruk. Kapal berukuran sepanjang 25 meter itu terbalik sekira pukul 04.30 waktu setempat.

Hal tersebut disampaikan Timbalan Pengarah Operasi Agensi Penguat kuasa Maritim Malaysia (APMM) Johor, Kepten Maritim Simon Templer Lo Ak Tusa dalam keterangan tertulisnya. Ada 33 korban Pendatang Asing Tanpa Izin (PATI) itu sudah ditemukan, 22 orang selamat, yakni 20 laki-laki dan 2 perempuan. Sedangkan 11 orang ditemukan sudah meninggal dunia, yakni 7 laki-laki dan 4 orang perempuan. Sementara 27 orang lagi belum ditemukan. “Jumlahnya sekitar 60 orang. 33 sudah ditemukan, dan 27 orang lagi belum ditemukan,” ungkapnya.

Baca Juga :  Kepala Distanbun Resmi Ajukan Pensiun Dini

Dijelaskannya, hingga saat ini petugas Malaysia Negeri Johor masih melakukan pencarian terhadap korban lainnya. “Dalam melakukan pencarian korban, dikerahkan sebuah pesawat udara, sebuah kapal dan sebuah bot serta kekuatan 35 anggota personil,” ungkapnya.

Sebuah media massa Malaysia yang diterima Radar Lombok juga memberitakan, 10 orang dikabarkan tewas karena lemas setelah kepal mereka terbalik. Mereka tak kuat berenang hingga tepian karena dihantam ombak besar. Sementara ada 29 orang dikabarkan masih hilang selepas bot yang ditumpangi karam di Tanjung Balau, Johor Bahru, Malaysia.

Pengarah Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (Maritim Malaysia) Negeri Johor, Laksamana Pertama Maritim Nurul Hizam Zakaria berkata, pihak Maritime Rescue Sub Centre (MRSC) Johor Bahru menerima panggilan tentang kejadian itu pada jam 4.30 pagi. “Sebuah bot yang membawa 60 PATI dilapor karam akibat cuaca buruk di Tanjung Balau. Ada 21 orang dilaporkan selamat dan 10 mayat telah ditemukan pasukan Tentara Darat Malaysia (TDM). Ada 29 korban lagi masih belum ditemukan,” terang Laksmana Zakaria.

Ditambahkan Laksmana Zakaria, operasi pencarian diteruskan hingga pukul 8.50 pagi waktu setempat dengan mengerahkan pesawat AW 139 AGUSTA, kapal KM Tegas dan bot Petir 50 untuk mencari sisa korban.

Sementara itu, Ketua Bomba Zon 2 Jabatan Bomba dan Penyelamat Johor, Al Hasra Mohamed berkata, ada 40 anggota TDM diterjunkan ke tempat kejadian untuk mencari korban. “Ada 10 mayat yang ditemukan itu terdiri dari empat wanita dan enam lelaki. Sedangkan 21 korban terselamat terdiri dari 19 lelaki dan dua wanita,” katanya. (sal/lie/dal)

Komentar Anda