TANJUNG -Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bernama Sudirman warga Desa Santong Kecamatan Kayangan meninggal dunia di ladang Cep Renggam Johor-Malaysia.
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Lombok Utara mengaku belum menerima informasi secara resmi baik dari kalangan keluarga maupun perusahaan yang memberangkatkannya. Karena itu, pihak Disosnakertrans akan segera berkomunikasi dengan pihak perusahaan yang memberangkatkan maupun dari KBRI di Malaysia. "Kita memang sudah dengar informasi ini melalui facebook. Makanya kami akan segera menghubungi pihak-pihak terkait,” kata Kabid Ketenagakerjaan Dinsosnakertrans Lombok Utara Itradim, Selasa (27/12).
Kendati demikian, pihaknya justru mengaku belum menerima laporan resmi baik dari pihak keluarga maupun perusahaan yang bersangkutan. Ia menduga apakah pihak keluarga dan perusahaan belum mengetahui kejadian ini, atau malah belum sempat melapor. "Kalau laporan kami memang belum ada, yang jelas jika benar tentu kami akan menjemput TKI itu serta menanggung seluruh biaya,” jelasnya.
Menurutnya, kebanyakan TKI yang berada di luar negeri terkadang kondisinya luput dari pengawasan. Pasalnya menyebarnya para TKI disejumlah tempat membuat koordinasi agak sulit, terlebih jika para TKI justru tidak pernah melakukan komunikasi dengan perusahaan yang memberangkat kan maupun dengan KBRI di negara tersebut. ‘’Mereka ini kan kerjanya sana-sini, kalau tidak berkoordinasi repot juga. Biasanya orang-orang yang mengawasi kerap kesulitan,” katanya.
Berdasarkan data Dinsosnakertrans, warga Lombok Utara yang menjadi TKI khusus penempatan di Malaysia mengalami peningkatan drastis dari tahun 2015 lalu. Tercatat tahun ini saja sekitar 719 orang yang terdiri dari seluruh Kecamatan se-Lombok Utara. "Kalau tahun sebelumnya itu tercatat sekitar 439 orang, kalau tahun ini jumlahnya malah meningkat. Kecamatan Kayangan yang paling mendominasi setiap hari bisa sampai 5 orang yang mengajukan persyaratan pemberangkatan ke kami,” tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Desa Santong HM. Zaini Ansory menyatakan, terkait korban yang meninggal dunia di Malaysia memang diketahui dari medsos. Setelah itu, pihaknya langsung mengumpulkan semua kadus untuk mengecek siapa keluarga korban. Setelah dicek di masing-masing dusun ternyata korban bukan asli Santong, tapi korban mengambil istri dari Santong. Dan korban bersama istri sekarang sudah ditinggal di Desa Kayangan. "Korban bukan asli sini (Santong) tapi Kayangan. Ia hanya ambil istri dari saja. Dan kami sudah menanyakannya juga di masing-masing tidak ada yang mengenalnya. Coba tanya Kades Kayangan, " terangnya.
Sementara itu Kades Kayangan Edi Hartono mengatakan, bahwa pihaknya juga mengetahui dari medsos. Namun korban sudah tidak bertempat tinggal di Kayangan. Korban sudah lama pindah dari Kayangan dan sekarang sudah bertempat tinggal di Dusun Tempes Desa Selengan. "Di sana sudah punya rumah dan anak. Kalau masih tinggal di Kayangan. Korban tidak lewat sini berangkatnya. Kalaupun dari sini pasti kami akan mengurusnya. Tapi sampai sekarang tidak ada satupun pihak keluarga datang ke kantor desa, " ungkapnya.
Sepengetahuannya, korban ini berangkat ke Malaysia belum ada setahun. Justru sebelum berangkat korban bekerja sebagai sales ruko. Korban sendiri ssebenarnya asli Lombok Tengah. "Dulu memang warga kita. Tapi dia kerja di H. Murtil menjadi pegawai ruko. Dan setelah menikah tinggal di Tempes dan berdomisili disana mungkin. "silahkan koordinasi dengan pak camat, " tandasnya.
Menurut dia, kondisi jenazah korban yang ada di medsos dalam keadaan berdarah. Namun, ia tidak mengetahui apa penyebab kematian korban. Dihubungi via telpon Camat Kayangan Husda Hadi Albayani belum berkenan mengangkat telpon wartawan koran ini. Begitu juga keluarga korban Alit belum mengangkat telpon atau tidak aktif. (flo)