Lagi, TKI Asal NTB Jadi Korban Kapal Tenggelam

Ilustrasi Kapal Tenggelam

MATARAM –  Tenaga Kerja Indonesia (TKI) illegal asal NTB kembali menjadi korban kapal tengelam saat pulang dari Malaysia.

Sebuah kapal berjenis speedboat yang mengangkut 93 orang TKI dari Johor Malaysia menuju Nongsa, Batam  tenggelam di Perairan Tanjung Bemban, Batu Besar Perairan Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (2/11) pagi,  sekitar pukul 05.00 WIB. Sebagian besar penumpang kapal ini TKI asal NTB.  “Laporan secara resmi memang belum saya dapat dari Kementerian Luar Negeri sampai saat ini,” ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transimigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB, H Wildan kepada Radar Lombok, Rabu kemarin (2/11).

Kapal  yang diduga tenggelam karena hujan dan angin itu menurut Wildan, membawa penumpang TKI illegal. Meskipun begitu, Wildan mewakili Pemprov NTB turut berduka atas tragedi maut yang merenggut nyawa tersebut.  Dikatakan, tidak ada pihak manapun yang menginginkan hal seerti ini terjadi. Tetapi, Wildan mengingatkan tragedi semacam ini seharusnya tidak terjadi lagi apabila TKI bekerja melalui jalur resmi. “Saya belum tahu makanya jumlah penumpang asal NTB dan berapa yang meninggal, biasanya sih ada laporan ke kita dari pihak Kemenlu. Saya juga membacanya di media online nasional,” katanya.

Meskipun yang menjadi korban adalah TKI illegal, Disnaker akan  tetap menerima kepulangan TKI NTB dengan baik. "Kita punya LTSP,  seharusnya tidak ada lagi musibah yang menyayat hati begini. Seharusnya TKI pulang ke kampong halamannya dengan bahagia, bukan malah melalui jalur tidak resmi," ujarnya.

Baca Juga :  Dewan Minta Kasus Sri Rabitah Diusut Tuntas

Langkah yang bisa dilakukan kedepan, untuk meminimalisir TKI illegal, peran bupati, camat, kades dan juga kepala lingkungan atau kepala dusun sangat penting. Hal ini untuk menjaga pemalsuan dokumen yang dilakukan calon TKI.

Sampai saat ini, diketahui korban sudah meninggal dunia 17 orang, 37 orang hilang dan yang selamat 39 orang. Sementara sisanya masih dalam tahap pencarian.

Penumpang asal NTB yang sudah dipastikan selamat berasal dari kabupaten berbeda-beda. Untuk TKI yang berasal dari Lombok Tengah dan selamat yaitu M Zaliadi, Rusdi, Herman, M Nazar, Burhanudin, M Halil, Masehi, Murizal dan Marip.

Berikutnya TKI yang dari Lombok Timur yaitu M Radiah, Zul Maryanto, Kholik, Ahmad Yadi, M Soleh, Anto, Nurkolis, Jamal Arifin, Ahwan, Nasrudin, Agus Suprianto. Dan dua lainnya dari Lombok Barat yaitu Jumitri dengan Ahmad Jakariah.

Berdasarkan laporan yang didapat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, proses evakuasi kapal tenggelam dilaporkan, data sementara jumlah penumpang di kapal itu sebanyak 93 orang. 17 orang ditemukan meninggal dunia, 39 orang berhasil dievakuasi selamat, dan 37 orang masih dalam pencarian.

"Speedboat berpenumpang TKI berangkat dari pelabuhan Johor pada pukul 03.40 waktu Malaysia," sebut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan persnya yang diterima Jawa Pos.

Baca Juga :  1341 TKI asal NTB Dideportasi

Lebih jauh Sutopo menyebutkan, setelah speedboad berlayar dari Johor Malaysia, tiba-tiba kala speedboat melintasi perairan Tanjung Bemban Batu Besar menabrak karang. Akibat menabrak karang kapal jadi oleng dan tenggelam. Saat kejadian hujan deras disertai angin kencang sehingga gelombang cukup tinggi dan tidak aman bagi kapal-kapal kecil

Tim SAR gabungan dari Lanal Batam, Kantor SAR Batam, Polres Barelang, Polair, BPBD Provi Kepri, dibantu nelayan terus melakukan evakuasi dan pencarian korban.

Pencarian dipusatkan di sekitar lokasi kejadian. Saat ini, para korban selamat dibawa ke posko di Tanjung Bemban, Batu besar, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Dari  39 orang korban selamat didominasi dari Lombok. Dilansir Batam Pos (Jawa Pos Group), korban selamat yang berhasil dievakuasi itu ditampung di kediaman Raja Ahmad, salah satu tokoh masyarakat Tanjung Bemban, Nongsa.

Sementara korban lainnnya masih dalam tahap pencarian. Korban hilang itu diperkirakan sudah meninggal.

Pencarian korban dipusatkan di perairan Nongsa hingga ke OPL (Out Port Limited) atau perairan lepas yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia.

TKI illegal asal NTB yang menjadi korban meninggal kapal tenggelam saat menyelundup pulang sudah terjadi. Pristiwa serupa pernah terjadi akhir bulan Juli lalu. (zwr/egi/ska/iil/JPG)

Komentar Anda