Tahun 2016, banyak juga TKI NTB yang meninggal karena kecelakaan. Bahkan jumlahnya mencapai puluhan orang. Sedangkan tahun 2017 lalu, jumlahnya berkurang meski ada yang meninggal akibat kecelakaan.
Dinas Tenaga Kerja Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker PMPTSP) KLU mencatat, enam kasus-kasus TKI dituntaskan dalam kurun waktu 2010-2017. “Jumlah kasus TKI di KLU terbilang minim, karena selama kurun waktu delapan tahun baru tercatat enam kasus. Itupun kasus-kasus ringan, tidak ada yang parah,” ungkap Kepala Disnaker PMPTSP KLU Vidi Ekakusuma didampingi Kasi Tenaga Kerja Bambang.
Ia menyebutkan, ada dua kasus penelantaran yang dilakukan tekong sehingga urung berangkat, satu gelap, satu memutuskan pemberangkatan kerja, meninggal dengan riwayat penyakit satu kasus sehingga dimakamkan di Malaysia, dan satu kasus dugaan pengambilan ginjal yang terjadi pada Rabitah. “Jumlah kasus yang ada ini sudah difasilitasi pemda sampai tuntas, seperti halnya kasus Rabitah dengan melibatkan provinsi dan pusat sehingga proses pengobatan dialami Rabitah sudah dilakukan,” tandasnya.
Ia menegaskan, setiap pemberangkatan calon TKI pihaknya mengecek kondisi kesehatan maupun keluarga yang ditinggal karena harus memenuhi persyaratan.
