Tipu Wisatawan, Empat Preman Bangsal Lombok Utara Dipenjara

Preman Bangsal Dipenjara
JUMPA PERS : Kasatreskrim AKP Kadek Metria dan Kabag Ops Kompol Sutriyanto memberikan keterangan pada jumpa pers penangkapan empat orang preman Bangsal. (HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)

TANJUNG – Empat preman Pelabuhan Bangsal Kecamatan Pemenang diringkus aparat Satreskrim Polres Lombok Utara sekitar pukul 13.30 Wita, Sabtu (10/2). Keempat pelaku ini berinisial SH, 20, warga Dusun Karang Pangsor Desa Pemenang Barat, Zul, 32, warga Dusun Karang Petak Desa Pemenang Timur, Udin, 38, warga Dusun Karang Pansor Desa Pemenang Barat, dan SB, 32, warga Dusun Sumur Moal Desa Pemenang Barat.

Penangkapan keempat pelaku ini, setelah aparat kepolisian mendapatkan laporan dari pelaku wisata dan pengunjung wisatawan asing dari negara Jerman. Atas laporan itu, pihaknya menindaklanjuti dengan melakukan pengembangan sejak tanggal 6 Februari. “Laporan ini, pengunjung atas nama Emerich merasakan dirugikan karena tidak dijemput pihak agen travel di pantai Kuta Lombok Tengah. Dari komplain ini kemudian kami melakukan pengembangan,” ungkap Kasatreskrim Polres Lombok Utara AKP Kadek Metria, Senin kemarin (12/2).

Dari kejadian ini, aparat kepolisian sudah memprediksi tiada lain pelaku melainkan para preman yang sudah diberikan pembinaan tersebut. Akan tetapi, untuk menindaklanjuti kasus ini harus disertai dengan berbagai alat bukti agar bisa menjerat ke unsur tindak pidana. “Kami sudah lama melakukan penyelidikan agar bisa memberikan efek hukum, sebab sebelumnya tidak ada barang bukti lainnya,” ujarnya.

Dari hasil penyelidikan, ditemukanlah keempat pelaku yang sudah membuat surat pernyataan tiga kali yang telah berjanji tidak mengulangi perbuatannya. Namun, setelah lebih dari tiga kali keempat pelaku ditemukan unsur-unsur pidana premanisme dengan modus melakukan penipuan yaitu pungutan liar (pungli) di Pelabuhan Bangsal. Kegiatan mereka ini sudah lama dikeluhkan para pelaku wisatawan dan pengunjung. “Sekarang ini sudah ada unsur pidananya dengan mengggunakan modus, yaitu pada saat pengunjung turun dari boat Bali. Mereka mendekati tamu WNA Jerman ini lalu yang mengaku sebagai pegawai travel. WNA ini pun percaya dan nurut atas tawaran mereka itu,” jelasnya.

Baca Juga :  Dipicu Masalah Warisan, Inaq Suhaili Dianiaya Adiknya

Setelah itu, pelaku mengajak korban ke salah satu travel dengan menunjukan harga travel. Kemudian, pelaku SH yang pintar berbahasa Inggris menawarkan korban harga 2 kali trip pulang pergi Bangsal-Kuta dengan harga Rp 800 ribu. Selanjutnya, penyerahan uang ditulis di kuitansi dengan menulis nama-nama pelaku tidak sesuai dengan identitas aslinya. Kemudian, pelaku mencarikan mobil travel luar yang baru balik dari Kuta agar pembayarannya lebih murah, karena mobil travel yang kosong balik ke Kuta menerima ongkos sebesar Rp 150 ribu. “Sehingga masih tersisa Rp 650 ribu yang dibagi bersama teman-temannya, SH mengambil Rp 400 ribu, ketiga teman lainnya hanya Rp 50 ribu. SH lebih pintar berbahasa Inggris,” bebernya.

Setelah aktivitas WNA tersebut habis di Kuta dan ingin balik ke Bangsal, tidak ada pun pelaku ini datang menjemput. Merasa dirugikan, WNA in kemudian mendatang kantor travel CBUT dan pihak travel merasa kebingunan atas komplain yang kerap kali tersebut. Atas itulah, kedua orang merasa dirugikan ini melaporkan hal itu ke ranah hukum. “Kemudian, kami mengamankan SH dengan barang bukti kuitansi pembayaran korban dan sisa uang Rp 300 ribu. Setelah kami mengembangkan kami mengamankan tiga pelaku lainnya,” ungkapnya.

Disebutkan, atas perbuatannya pelaku termasuk melakukan pungli dan premanisme dengan modus penipuan sehingga dikenakan pasal 378 KHUP dengan ancaman penjara tujuh tahun. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau agar tidak mengulang kembali tindakan premanisme ini, sebab pihaknya akan tetap melakukan patroli. “Jangan ulangi kembali, ini demi citra daerah kita yang terkenal dengan wisatawannya,” harapnya.

Sementara itu, Kabag Ops Polres Lombok Utara Kompol Sutriyanto mengatakan, pihaknya akan terus melakukan patroli demi kantibmas. Terutama di daerah-daerah wisata khusus Lombok Utara sebagai daerah wisata. Pihaknya sudah beberapa kali melakukan rapat bersama pemda dengan stakeholder terkait. “Kami tidak akan berhenti memberantas premanisme, karena daerah kita ini terkenal wisatanya. Kami akan segera membentuk tim terpadu untuk melaksanakan patroli ke tempat-tempat objek wisata,” imbuhnya. (flo)

Komentar Anda