Rumah pintar yang gagas komunitas Ibra diapresiasi masyarakat Kelurahan Banjar Kota Mataram, terutama anak – anak dan remaja. Lalu seperti apa rumah pintar tersebut?
Ahmad Yani — Mataram
Sebuah ruangan berukuran 6 x 8 meter disulap menjadi perpustakaan. Ada 3 rak di ruangan tersebut. Rak itu pun dipasang berjejer. Tiap- tiap rak tersebut dipenuhi buku yang ditaruh secara rapi dan berjejer. Ada pula 4 meja pendek dan berukuran kecil.
Ruangan itu ditata secara rapi dan bersih. Nampak sejumlah anak – anak dan remaja asyik terlihat serius. Sesekali mereka bercengkrama di antara sesamanya. Ada nampak serius sedang membaca. Adapula papan pengumuman tersedia. Di papan tersebut ditulis kegiatan terkait aktivitas di rumah pintar itu.
Itulah suasana yang nampak di rumah pintar Libra (Lumbung Informasi Bagi Warga) yang digagas komunitas Ini Baru Banjar (Ibra). Rumah pintar itu pun dihajatkan sebagai tempat untuk memberikan informasi bagi warga setempat.
Rumah pintar itu hampir setiap hari selalu diramai dikunjungi anak – anak dan remaja. " Terutama ramai pada sore atau malam. Ketika sudah pada pulang sekolah," kata Baiq Indraningsih penggagas dari rumah pintar Libra ala komunitas Ibra, kemarin.
Ada sekitar seribu buku koleksi tersedia di rumah pintar itu dengan beragam judul. Buku itu diperoleh dari sumbangan pribadi, perusahaan, pemerintah dan berbagai kelompok lainnya.
Pendirian rumah pintar Libra tersebut murni dari swadaya masyarakat Banjar. Keberadaan dari rumah pintar dihajatkan untuk bisa meningkatkan minat baca. Terutama anak – anak dan remaja yang berada di lingkungan setempat. Meerka lebih banyak menggunakan dan memanfaatkan waktu ada untuk kegiatan lebih produktif dengan membaca.
" Tujuan kita bagaimana kegiatan tidak produktif atau sia – sia bisa dikurangi ketika usai pulang sekolah," ucap ibu dua anak itu.
Rumah pintar didirikan dan sekaligus dilaunching awal 2016 lalu. Keberadaannya pun sudah sangat dirasakan manfaatnya bagi asyarakat sekitarnya. Bahkan banyak kegiatan pun sudah dilakoni di rumah pintar tersebut. Mulai dari bedah buku, pelatihan, sosialisasi, diskusi dan berbagai kegiatan lainnya. Tujuan bagaimana terus mendorong dan memotivasi warga agar memiliki minat baca tinggi.
Para pengunjung terutama anak-anak dan remaja, tidak melulu hanya membaca. Ilmu pengetahuan yang diperoleh dari buku tersebut akan coba dipraktekkan. Misalnya, pihaknya mencoba membuat ramuan obat dari tumbuhan berdasarkan dari bahan bacaan ada di buku. Tumbuhan itu pun sudah ditanam oleh komunitas Ibra. " Jadi kita berusaha tidak melulu membaca. Tapi coba praktekkan apa menjadi bahan materi buku itu," ungkapnya.
Komunitas ini juga memberikan pelatihan dan ketrampilan menulis. Pihaknya kata Indraningsih didukung dan disupport sejumlah penulis. Karena pihaknya berkeinginan ada keseimbangan antara peningkatan kemampuan membaca dan ketrampilan menulis. Hal itu pun harus ditanam sejak usia dini. " Disamping membaca, kita harapkan kemampuan menulis bagi anak – anak dan remaja di lingkungan Banjar bisa meningkat," jelasnya.
Unik lagi, rumah pintar tersebut juga bisa menjadi sentra informasi berbagai kegiatan warga kampung Banjar. Jadi, warga lebih mudah memperoleh informasi terkait aktivitas di lingkungannya. " Jadi ini memberikan banyak manfaat bagi warga sekitarnya," pungkasnya. (*)