Tim NADI Adukan Relawan JODA ke Bawaslu

ADUAN: Koordinator Divisi Hukum dan Advokasi Tim Pemenangan NADI Asmayandi mengadukan dugaan politik uang ke Panwascam Gangga. (IST)

TANJUNG–Koordinator Divisi Hukum dan Advokasi Tim Pemenangan Najmul Akhyar-Suardi (NADI) Asmayandi mengadukan Relawan Johan Sjamsu-Danny Karter Febrianto Ridawan ke Bawaslu terkait dugaan black campaign (kampanye hitam) dan money politic (politik). “Kami merasa dirugikan atas cara politik yang dilakukan oleh Relawan JODA AKBAR. Ada dua hal cara politik yang diduga melenceng dilakukan yaitu melakukan black campaign (kampanye hitam) dan menggunakan money politics (politik uang). Dua hal itu kami laporkan ke Bawaslu Lombok Utara supaya ditindaklanjuti,” ungkap Asmayandi kepada Radar Lombok, Rabu (7/10) kemarin.

Aduan pertama disampaikan 30 September 2020 ke Bawaslu atas dugaan black campaign dengan Nomor: 04/SIAP_NADI/Lap./IX/2020. Kemudian laporan dugaan money politics pada 7 Oktober 2020 dengan Nomor: 05/SIP_NADI/Lap./IX/2020 ke Panwascam Gangga. “Atas laporan yang sudah kami sampaikan itu ke penyelenggara bisa diproses melalui mekanisme yang ada, tetap mengedepankan prinsip independen,” harapnya.

Black campaign dimaksud yaitu muatan berisi fitnah yang mengatakan era pemerintahan calon petahana gagal dan bohong. Menurutnya, jika perkataan itu diterjemahkan, maka Najmul Akhyar seolah-olah tidak pernah bekerja selama lima tahun. Dan untuk membantah fitnah tersebut, pihaknya sudah melampirkan bukti-bukti capaian pembangunan selama lima tahun sebagai pembanding.

Sedangkan, money politics dimaksudkan yakni Relawan JODA diduga berani menjanjikan bahwa jika JODA menang di TPS maka akan diberikan barang/uang. “Laporan black campaign bukan berarti anti-kritik. Silakan saja kritik pembangunan dengan data-data. Justru ini sudah bilang gagal dan bohong tanpa menunjukkan data-data,” jelasnya.

Menurutnya, jargon lanjutkan NADI memiliki arti keberhasilan selama era Najmul seperti ambulans desa, dokter desa, wirausaha baru (WUB). Kemudian perlu melanjutkan infrastruktur yang sudah dibangun. Bukan melanjutkan kegagalan atau kebohongan. Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan bisa dibangun pendidikan politik kepada masyarakat dengan suasana santun dan tutur bahasa baik. “Kami inginkan dari laporan bisa menekankan moral dalam berkampanye, bukan saling menjelekkan,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Bawaslu KLU Adi Purmanto membenarkan menerima pengaduan dari Tim Relawan NADI. “Saat ini pengaduan itu sedang ditindaklanjuti untuk memastikan apakah ada unsur pelanggaran atau tidak,” terangnya. ((flo)

Komentar Anda