MATARAM – Tingginya harga tiket pesawat dari dan menuju Lombok, menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB, Jamaludin Malady, meminta Pemerintah Pusat segera mengambil langkah konkret untuk menurunkan harga tiket pesawat, yang berdampak langsung pada turunnya jumlah wisatawan ke NTB.
“Harapan kami, bukan hanya dari provinsi (NTB, red), tetapi seluruh Indonesia, supaya harga tiket turun. Mudahan apa saja yang diwacanakan bukan saja omon-omon, teor-teori, tapi harus praktek. Satu buah praktek lebih berharga daripada seribu buah teori,” kata Jamal, kemarin.
Menurut Jamal, mahalnya harga tiket pesawat juga menyebabkan penurunan frekuensi penerbangan dari dan menuju Lombok. Beberapa rute, seperti Lombok-Makassar, Lombok-Balikpapan, Lombok-Batam, dan Lombok-Semarang, kini hanya dilayani satu hingga dua kali seminggu. Padahal sebelumnya frekuensi penerbangan bisa dua sampai tiga seminggu.
Sebagai perbandingan, tiket pesawat Lombok-Makassar kini berkisar antara Rp 1,2 juta hingga Rp 2 juta. Sementara rute Lombok-Balikpapan dibanderol Rp 1,2 juta hingga Rp 1,8 juta, Lombok-Batam Rp 2,4 juta hingga Rp 3,5 juta, dan Lombok-Semarang Rp 2,1 juta hingga Rp 2,7 juta. “Sekarang frekuensinya sudah tidak setiap hari. Mungkin seminggu sekali saja,” ungkap Jamal.
Ia menambahkan, penurunan jumlah penerbangan di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM) disebabkan karena berkurangnya jumlah wisatawan. Salah satu penyebab utamanya adalah harga tiket pesawat yang masih relatif tinggi.
Karena itu Jamaludin menegaskan bahwa Pemerintah Pusat harus hadir untuk menyelesaikan persoalan ini. Ia mengharapkan kolaborasi antara kementerian terkait, termasuk Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan, untuk mendorong maskapai penerbangan menurunkan harga tiket.
“Bagaimana caranya wisatawan bisa banyak datang kalau harga tiketnya mahal? Semua pihak harus bersinergi,” tegasnya.
Persoalan mahalnya harga tiket pesawat bukanlah masalah baru di Lombok. Namun, Jamaludin berharap ada langkah nyata dari Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto untuk mendukung sektor pariwisata NTB.
“Kalau kita lihat, visi misi Presiden Prabowo sangat luar biasa, apalagi terkait UMKM dan pariwisata. Kami berharap ada kebijakan konkret, seperti subsidi tiket pesawat dari pemerintah pusat,” tambahnya.
Ia meyakini bahwa dengan dukungan subsidi, maskapai penerbangan swasta akan mengikuti kebijakan penurunan harga tiket. Dengan demikian, wisatawan dapat kembali berbondong-bondong mengunjungi NTB, khususnya Lombok, yang terkenal dengan keindahan alam dan budayanya. “Subsidinya harus dari pemerintah pusat,” tutupnya. (rat)