MATARAM–Sat Reskrim Polresta Mataram terus menggali informasi terkait adanya dugaan penjualan tiket palsu konser band Sheila on 7, yang diselenggarakan alumni SMA 2 Mataram di areal parkir Lombok Epicentrum Mall, Kota Mataram, Rabu malam (4/1) itu.
Berbekal hasil interogasi awal di lapangan, penyidik pun sudah memanggil sejumlah panitia penyelenggara. “Kemarin sudah kami periksa dari panitia untuk dimintai klarifikasi. Panitia pelaksananya itu dari Smanda (SMAN 2 Mataram), siswa-siswa dan ada juga beberapa alumni usia dewasa,” ucap Kasat Reskrim Polresta Mataram Kompol Kadek Adi Budi Astawa, Senin (9/1).
Apa yang menjadi hasil pemeriksaan terhadap panitia penyelenggara, belum bisa dibuka. “Nanti saja, setelah gelar sementara,” sebutnya.
Untuk menambah materi gelar sementara, pihaknya juga akan memanggil pihak Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Mataram. Dan dari hasil pemeriksan kedua belah pihak tersebut, nanti akan disinkronkan. “Hari ini pemeriksaan terhadap BKD. Mungkin setelah pemeriksaan dari BKD dan panitia, baru kami gelarkan sementara,” katanya.
Pemeriksaan terhadap BKD ini, untuk menggali informasi berkaitan dengan berapa jumlah tiket yang diduga palsu beredar, maupun yang belum beredar. “Saya belum bisa menyimpulkan, kalau keterangan BKD sudah komplet, baru akan disinkronkan dengan keterangan dari panitia,” ungkap dia.
Polisi mengusut persoalan tiket palsu ini, berkaitan dengan adanya dugaan kebocoran pemasukan ke pemerintah setempat dari penjualan tiket tersebut. Yang seharusnya, dari penjualan setiap tiket konser, pemerintah mendapatkan pemasukan sebesar 10 persennya.
Dalam tiket yang terjual, ditemukan sejumlah tiket yang tidak memiliki stempel dari pihak BKD. Dalam mengusut persoalan ini, Polresta Mataram telah mengumpulkan data lapangan saat konser Sheila on 7 berlangsung pada Rabu malam (4/1).
