Tiket Mahal dan Wajib Booster Gerus Kunjungan Wisatawan ke NTB

TIKET MAHAL : Penumpang yang berangkat dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM) Lombok. ( RATNA / RADAR LOMBOK )

MATARAM – Industri pariwisata NTB mulai merasakan dampak negatif dari kenaikan tinggi tiket pesawat yang cukup fantastis hingga 200 persen lebih. Kunjungan wisatawan ke NTB mulai berkurang, akibat tingginya kenaikan harga tiket pesawat. Bahkan, cukup banyak calon wisatawan harus terapksa menunda liburannya ke Lombok, gara-gara mahalnya harga tiket pesawat yang naik 200 persen lebih.

Ketua Asosiasi Travel Indonesia (Astindo) NTB Sahlan menyebut kenaikan harga tiket pesawat yang luar biasa tingginya berdampak besar terhadap industri pariwisata NTB. karena kenaikan harga tiket pesawat yang sangat tinggi itu, banyak tamu yang sudah boking liburan ke Lombok terpaksa menundanya, karena harus menghitung ulang biaya yang harus dikeluarkan.

“Sudah ada puluhan grup tamu yang menunda kedatangannya ke Lombok untuk liburan, gara-gara tingginya harga tiket pesawat,” kata Sahlan, Kamis (14/7).

Sahlan menyebut harga tiket ke Bali – Lombok sudah di angka Rp 1 juta dari harga sebelumnya berkisar Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu. Hal serupa  juga harga tiket Surabaya – Lombok sudah tembus di angka Rp 1,2 juta, dari harga sebelumnya Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu. Begitu juga kenaikan harga tiket Jakarta – Lombok sudah di angka Rp 1,5 juta, dari harga sebelumnya berkisar Rp 700 ribu hingga Rp 900 ribu.

Baca Juga :  Dipecat Partai Berkarya, Mantan Anggota DPRD NTB Ini Pilih Gabung PAN

Sahlan mengaku kenaikan harga tiket yang cukup tinggi tersebut membuat calon wisatawan yang sudah memesan liburan ke Lombok, harus  terpaksa menunda dan berpikir ulang lagi. Karena cost atau biaya yang harus dikeluarkan bertambah besar dari anggaran yang sudah disiapkan jauh sebelumnya. Belum lagi kebijakan, bagi pelaku perjalanan harus sudah vaksin booster, jika tidak harus tes PCR. Biaya PCR ini juga bisa membuat bengkak biaya yang harus dikeluarkan wisatawan, selain harga tiket pesawat yang naik tinggi.

“Sebenarnya, kita memaklumi kenaikan tiket pesawat itu sah-sah saja. Tapi ya jangan terlalu sangat tinggi sampai 200 persen begitu. Karena tiket pesawat mahal ini sudah pasti pariwisata NTB yang baru mulai bangkit, akan tergerus lagi anjlok,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Sahlan berharap pemerintah daerah dan pusat bisa memberikan kebijakan, agar kenaikan harga tiket pesawat ini tidak terlalu tinggi signifikan di tengah perjuangan membangkitkan pariwisata yang sempat terpuruk dampak pandemi Covid-19 lebih dari dua tahun lamanya.

Baca Juga :  PHK Karyawan, PT RLP Dilaporkan Tak Bayar Pesangon

“Pariwisata kita baru mulai bangkit setelah pandemi Covid-19. Tapi gara-gara harga tiket melambung tinggi satu bulan belakangan ini, kunjungan mulai anjlok,” katanya.

Terpisah, Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) NTB Lalu Kusniawan kebijakan aturan wajib vaksin Booster bagi pelaku perjalanan bisa berakibat pada angka kunjungan anjlok. Tidak hanyak persoalan vaksin booster, pelaku perjalanan atau wisatawan juga dihadapkan dengan tingginya harga tiket pesawat. Tentu kenaikan harga tiket pesawat ini berpengaruh pada jumlah dan lamanya kunjungan wisatawan.

“Tingginya kenaikan harga tiket pesawat ini sangat berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke NTB,” katanya.

Apalagi sebagian besar wisatawan domestik dalam melakukan perjalanan wisata untuk keperluan MICE. Dengan demikian pihak yang paling terkena dampak dari aturan ini adalah pihak perhotelan, disamping memang syarat perjalanan itu untuk mengejar capaian vaksinasi booster nasional.

“Kita berharap ada win win solution dari Pemerintah,” harapnya. (cr-rat)

Komentar Anda