Tiga Tahun Merger, Kinerja BPR NTB Semakin Tumbuh Positif

Sudharmana

MATARAM – Kinerja Bank Perekonomian Rakyat (BPR) NTB (Perseroda) tiga tahun setelah merger atau penggabungan 8 BPR menjadi 1 BPR NTB (Perseroda) meunjukkan pertumbuhan yang positif.

Sejumlah indikator kinerja industri perbankan selama tiga tahun setelah merger atau penggabungan BPR NTB dari 8 menjadi 1 dengan pemegang saham pengendali (PSP) Pemprov NTB, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Mulai dari pertumbuhan asset, pengumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK), laba bersih yang disetorkan menjadi deviden kepada pemegang saham dalam hal ini 10 pemerintah kabupaten/kota dan Pemprov NTB selaku PSP, hingga penurunan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) dan indikator kinerja lainnya.

Direktur Utama BPR NTB (Perseroda), Sudharmana menyatakan
perjalanan tiga tahun terakhir pasca merger menjadi 1 BPR NTB dari 8 BPR NTB adalah bukti komitmen pengurus dan seluruh unsur dalam memberikan layanan keuangan terbaik bagi masyarakat NTB, sekaligus menjaga kesehatan finansial perusahaan.

“Alhamdulillah, selama tiga tahun merger BPT NTB (Perseroda), kami terus bekerja keras meningkatkan kinerja sesuai harapan PSP dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” kata Sudharmana, kemarin.

Ia membeberkan sejumlah capaian kinerja keuangan BPR NTB (Perseroda). Di mana, total asset BPR NTB terus tumbuh positif, pada Desember 2022, total asset tercatat Rp883,104 miliar, meningkat menjadi Rp1,002 triliun pada Desember 2023, dan tembus mencapai Rp1,088 triliun pada akhir Desember 2024. Bahkan, per Mei 2025, total aset BPR NTB telah menyentuh angka Rp1,101 triliun.

Baca Juga :  Transformasi Layanan Menuju BPR NTB Go Digital

Sejalan dengan pertumbuhan aset, lanjut Sudharman, begitu juga dengan penyaluran kredit kepada masyarakat di NTB juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Kredit yang disalurkan kepada masyarakat NTB, yang didominasi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tercatat Rp738,683 miliar pada Desember 2022, naik menjadi Rp810,729 miliar pada Desember 2023, dan mencapai Rp989,219 miliar pada Desember 2024. Sementara itu, per Mei 2025, kredit yang disalurkan mencapai Rp996,149 miliar, menunjukkan kembali momentum positif di awal tahun.

“Semakin tumbuh posotif penyaluran kredit ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap BPR NTB sebagai mitra keuangan mereka. Ini juga sejalan dengan misi kami untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, dan memperbesar alokasi penyaluran kredit untuk UMKM, pertanian dan perikanan peternakan,” ungkap Sudharmana.

Lebih lanjut Sudharmana menyampaikan bahwa kinerja positif juga tercermin dari peningkatan laba bersih. Dari Rp26,991 miliar pada Desember 2022, laba bersih naik menjadi Rp28,859 miliar pada Desember 2023, dan meningkat menjadi Rp35,328 miliar pada akhir Desember 2024.

Baca Juga :  Kinerja 2023 BPR NTB Raup Laba Rp29,5 Miliar

Selanjutnya, penerimaan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil, dari Rp577,160 miliar pada Desember 2022 menjadi Rp680,302 miliar pada Desember 2023, dan meningkat menjadi Rp752,462 miliar pada Desember 2024.

Menurutnya, peningkatan DPK ini adalah indikator kepercayaan masyarakat terhadap BPR NTB sebagai tempat yang aman dan menguntungkan untuk berinvestasi. Ini juga modal penting bagi BPR NTB untuk terus menyalurkan kredit kepada masyarakat dan khususnya pelaku UMKM.

Selain angka absolut, kata dia, rasio keuangan BPR NTB juga menunjukkan kondisi yang sangat sehat dan terjaga. Rasio Kewajiban Penyedia Modal Minimum (KPMM) tetap stabil di atas batas ketentuan, yakni 51,31% (Desember 2022), 52,48% (Desember 2023), dan 49,06% (Desember 2024), menunjukkan permodalan yang kuat.

Begitu juga dengan rasio kualitas aset juga semakin kuat. Di mana Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) juga menunjukkan tren positif, menandakan efisiensi dan profitabilitas perusahaan yang baik. ROA meningkat dari 3,04% (Des 2022) menjadi 4,47% (Desember 2024), sementara ROE naik dari 8,47% (Desember 2022) menjadi 13,92% (Desember 2024).

“Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan memperluas jangkauan layanan demi kemajuan ekonomi NTB dan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (luk)