Tiga Problem Klasik Masih Jadi Kendala Dunia Pendidikan

Berdasarkan penilaian Kemendikbud RI, atas beberapa terobosan yang di dengungkan sudah terdapat beberapa perubahan sudah mulai kelihatan. Seperti pada pelaksanaan UN yang berbasis komputer, dengan jenis atau sistim baru yang belakangan sudah berjalan tiga tahunan ini, peningkatan integritas siswa makin signifikan. Diantaranya seperti sikap jujur, disiplin dan sejenisnya.

Pada momentum UN tahun 2018 ini, Kemendikbud kembali membuat terobosan yang disebut HOTS. Dimana pada jenis soal HOTS tersebut, lebih mengutamakan daya nalar tinggi terhadap siswa yang menjalankan UN. Ditahun pertama penggunaan soal HOTS itu, tidak sedikit terjadi penurunan nilai siswa pada UN. Namun tidak sedikit juga mengalami peningkatan. Adanya penurunan nilai yang terjadi pada UN tahun 2018 ini bukan karena siswa yang bodoh, tapi karena memang meningkatkan norma soal yang dibuat.

Baca Juga :  Kemenag NTB INgatkan Jangan Ada Kontak Fisik

Untuk tahun selanjutnya, Kemendikbud RI untuk bobot kesulitan soal dengan jenis HOTS tersebut akan ditingkatkan pada pelaksanaan UNBK tahun 2019 mendatang. Dengan begitu, apa yang menjadi problem dunia pendidikan, termasuk tiga problem klasik yang dimaksud, secara bertahap akan berkurang. Disamping itu,  dalam memajukan dunia pendidikan, Kemendikbud tentunya sangat membutuhkan bantuan dari semua pihak yang ada daerah. Mulai dari pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota, guru, tenaga kependidikan, sekolah, pemerhati pendidikan dan yang lainnya.

Baca Juga :  SMK 1 Lingsar Modif Motor Jadi Mobil

Dengan begitu, segala perubahan yang diharapkan di sektor pendidikan segera terwujud. Bahkan bagi Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut memastikan, akses pemerataan sektor pendidikan, kualitas pendidikan serta relevansi sektor pendidikan tidak lagi menjadi masalah bersama di semua daerah.

“Kalau kita semua bekerjasama dengan baik, kami pastikan ketiga masalah itu akan musnah,” pungkasnya. (rie)

Komentar Anda
1
2