Tiga Nama Berpeluang Jabat Sekretaris Golkar NTB

Mohan Roliskana (AHMAD YANI/RADAR LOMBOK)

MATARAM–Musyawarah Daerah (Musda) X DPD Golkar NTB sudah digelar sepekan lalu, dengan terpilihnya Mohan Roliskana secara aklamasi sebagai Ketua DPD I Golkar NTB.

Namun hingga saat ini, komposisi kepengurusan Golkar NTB belum rampung. Mohan yang dikonfirmasi terkait hal itu mengaku, pihaknya sedang menyusun komposisi kepengurusan DPD Golkar NTB Periode 2021-2026. “Belum (Masih proses penyusunan),” katanya singkat, kemarin.

Mohan memilih tidak berkomentar banyak terkait komposisi pengurus yang akan membantu dirinya. Termasuk siapa kader yang akan menjabat sebagai sekretaris. “Masih berproses,” ungkapnya.

Informasi yang dihimpun koran ini, ada tiga nama yang dikabarkan berpeluang menjabat Sekretaris DPD I Golkar NTB. Yakni Lalu Satriawandi, Abdul Hafid, dan Daeng Paelori. Nama Lalu Satriawandi kabarnya diusulkan oleh Korda DPP Golkar untuk NTB Sari Yuliati. Sementara Daeng Paelori diusulkan oleh DPD II Kabupaten/Kota. Sedangkan nama Abdul Hafid diusulkan oleh ormas pendiri dan didirikan, serta pertimbangan geopolitik kewilayahan yakni Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

Baca Juga :  Komisi IX Teruskan Usul Vaksinasi Covid-19 Wartawan ke Kemenkes

Lalu Satriawandi dan Abdul Hafid yang dikonfirmasi, memilih tidak berkomentar. “No comment,” ungkap Lalu Satriawandi.

Sementara itu, Pengamat Politik UIN Mataram, Agus, M. Si mengatakan, sebaiknya kursi Sekretaris Golkar NTB diberikan kepada trah Yatofa. Ada sejumlah trah Yatofa berpotensi menjadi sekretaris yakni Ahmad Fuadi dan Humaidi.

Dengan kursi Sekretaris Golkar NTB diberikan kepada trah Yatofa, maka akan mengunci ormas Yatofa agar tidak keluar dari Partai Golkar. Bagaimanapun, ormas Yatofa menjadi salah satu penopang utama basis Golkar di NTB khususnya di Lombok Tengah. “Sebagai bentuk kompromi politik Mohan dan Suhaili (Yatofa), maka sekretaris diambil dari trah Yatofa,” papar mantan Ketua KPU Loteng ini.

Baca Juga :  Baliho Rektor Unram Dibuang ke Sungai

Menurutnya, jika trah Yatofa tidak terakomodir di kepengurusan, maka sangat terbuka Suhaili dengan ormas Yatofa-nya, betul-betul merealisasikan ancaman untuk keluar parpol beringin tersebut. Maka untuk mencegah hal itu, perlu ada kompromi politik dilakukan oleh Mohan sebagai Ketua Golkar NTB dengan Suhaili dan Yatofa-nya. Sehingga Suhaili dan Yatofa tetap menjadi bagian keluarga besar Partai Golkar. “Ini bisa jadi jalan kompromi politik kedua belah pihak (Mohan dan Suhaili),” pungkasnya. (yan)

Komentar Anda