Tiga Kursi, Nasdem Tetap Pede

NASDEM

MATARAM–Partai Nasdem hanya memiliki tiga kursi di DPRD NTB. Namun begitu, parpol ini tetap percaya diri (pede) menyonsong pertarungan Pilkada NTB 2018.

"Nasdem tetap menjadi parpol yang diperhitungkan," kata Ketua Partai Nasdem NTB, Muhammad Amin, kepada Radar Lombok, Jumat kemarin (21/1).

Parpol maupun figur tidak mempermasalahkan minimnya jumlah raihan kursi Partai Nasdem di DPRD NTB. Namun paling penting, menurut Amin, untuk menjadi calon gubernur adalah elektabilitas dan kesukaan figur tersebut di tingkat masyarakat pemilih.

Menurut Amin, dalam politik bukan hanya jumlah kursi yang penting, tapi seberapa besar kemampuan menjalin komunikasi politik lintas partai. Dengan mengedepankan persamaan pandangan dan persepsi terkait pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di NTB.

Baca Juga :  Nasdem Tegaskan Berpolitik Tanpa Mahar

[postingan number=3 tag=”politik”]

Dengan komunikasi politik yang baik, sambungnya, maka kekurangan persyaratan dukungan mengusung pasangan calon di Pilkada NTB disiasati dengan menjalin koalisi di antara parpol. “Nasdem sekarang punya tiga, tinggal berkoalisi dengan dua parpol memiliki 4 atau 5 kursi, sudah bisa mengusung," ungkap mantan politisi Partai Golkar itu.

Disinggung terkait kemungkinan maju di Pilkada NTB, Amin kembali menegaskan, ia sampai saat ini belum menyatakan sikap apakah akan maju atau tidak pada Pilkada NTB nanti. Itu semata-semata agar dirinya tetap fokus dalam menjalankan amanah sebagai Wakil Gubernur NTB.

“Semua sudah minta saya maju, tapi saya belum mau menjawab," ungkap pria asal Sumbawa itu.

Baca Juga :  Nasdem Tak Mau Latah Ikut Koalisi

Partai Nasdem pun memiliki prosedur tetap (protap) dan mekanisme yang berlaku terkait penjaringan bakal calon kepala daerah yang akan diusung Partai Nasdem di Pilkada. Karena itu, dirinya tak akan gegabah memutuskan maju atau tidak berlaga di Pilkada NTB 2018.

Sebagai kepala daerah menjabat, ia ingin ingin fokus bekerja secara total tanpa kepentingan apapun. Selain itu, ada kekhawatiran ketika terlalu dini menyatakan sikap bisa menyebabkan perpecahan kepentingan di tubuh birokrasi dan masyarakat NTB.

“Saya ingin menjaga betul birokrasi dan masyarakat agar tidak terkotak-kotak. Biar saya fokus bekerja dulu,” pungkasnya. (yan)

Komentar Anda