Tiga JCH Embarkasi Lombok Meninggal Dunia

JEMAAH HAJI: Para jemaah calon haji (JCH) Embarkasi Lombok, sesaat sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci Mekah.

MATARAM – Kabar duka datang dari jemaah calon haji (JCH) asal Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Tiga orang jemaah dari Embarkasi Lombok dilaporkan meninggal dunia, satu diantaranya saat berada di Arab Saudi, dan dua lainnya meninggal dunia saat masih berada di tanah air. Tepatnya saat menjalani perawatan medis di RSUD NTB.

Ketua Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Embarkasi Lombok, dr. Ferry Wardhana, mengonfirmasi bahwa satu jemaah asal Lombok Timur dari Kloter 4 meninggal dunia pada tanggal 9 Mei 2025 pukul 10.40 waktu Arab Saudi di RS King Fad, Madinah.

“Berdasarkan informasi yang diterima penyebab meninggalnya jemaah ini adalah batuk udara. Yang bersangkutan pada saat meninggal pada status masih dalam pengobatan lanjutan tuberculosis. Sehingga dengan demikian sampai dengan kloter 8, jumlah jemaah Embarkasi Lombok yang meninggal menjadi tiga orang,” ujar dr. Ferry Wardhana dalam konferensi pers di Mataram, kemarin.

Selain kasus kematian, hingga saat ini terdapat lima jemaah yang masih menjalani perawatan medis di rumah sakit. Empat orang dirawat di RSUD NTB dan satu orang di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mutiara Sukma. Salah satu kasus mencolok datang dari jemaah asal Sumbawa, bernama Muhammad Nasir (71), yang tergabung dalam Kloter 8.CJH tersebut mengalami anemia berat dengan kadar hemoglobin hanya 5,9.

Baca Juga :  Hosting Fee MotoGP, Pemda dan Pusat Silang Pendapat

“Jadi dengan kondisi jemaah yang demikian, tim kesehatan Embarkasi Lombok memutuskan untuk menunda dulu sementara keberangkatan jemaah ini sambil kita observasi berharap di penerbangan berikutnya kondisinya membaik dan bisa diberangkatkan,” jelas dr. Ferry.

Pihaknya juga mengungkapkan bahwa jumlah jemaah risiko tinggi di Kloter 8 mencapai 69,97 persen, yang berarti sebagian besar jemaah memiliki kondisi kesehatan rentan, baik karena faktor usia maupun riwayat penyakit.

Di sisi lain, Tim Balai Kekarantinaan Kesehatan mencatat adanya kasus keracunan makanan ringan yang dialami oleh lima jemaah asal Kota Bima. Kasus ini pertama kali dilaporkan oleh poliklinik setempat setelah kelima jemaah mengeluhkan gejala diare.

“Setelah kita lakukan investigasi, ini semuanya berasal dari Kota Bima. Padahal jumlah jemaah dari Kabupaten Sumbawa itu lebih banyak. Tapi kok semua yang kena dari lima orang jemaah ini dari Kota Bima,”kata dr. Ferry.

Hasil penelusuran menyebutkan bahwa kelima jemaah tersebut sempat menginap di Hotel Arum Jaya sebelum masuk ke Asrama Haji. Mereka diketahui membawa dan mengonsumsi nasi kotak berisi menu nasi padang yang diduga menjadi pemicu gangguan pencernaan.

Baca Juga :  Beli Tiket WSBK, Warga NTB Dapat Diskon 50 Persen

Dia menduga bumbu pada makanan itu terlalu pedas atau mungkin disimpan terlalu lama. Mengingat sistem pencernaan lansia yang lebih sensitif, hal ini bisa menyebabkan gangguan seperti diare.Saat diwawancarai, kelima jemaah mengakui bahwa mereka menyantap nasi kotak sebelum masuk asrama.

“Kemudian pada saat diskrining tim kami menemukan bahwa sebagian jemaah dari Kota Bima ini membawa nasi kotak. Setelah kita lihat isinya nasi padang,” katanya.

Dengan adanya kejadian tersebut, dr. Ferry mengimbau kepada seluruh keluarga dan pendamping jemaah agar tidak memberikan makanan dari luar kepada para calon haji. Untuk menghindari kejadian serupa, pihaknya menghimbau agar jemaah hanya mengonsumsi makanan yang disediakan oleh pihak Asrama Haji. Makanan yang disajikan di Asrama Haji telah melewati proses pemeriksaan ketat dan aman untuk dikonsumsi, terutama bagi jemaah lansia dan risiko tinggi.

“Karena makanan yang disajikan di asrama haji telah melalui serangkaian pemeriksaan yang ketat. Sebelum disajikan makanannya kita periksa,” pungkasnya. (rat)