Tiga Calon Sekda Miliki Kelebihan Berbeda

H Lalu Gita Aryadi
H Lalu Gita Aryadi.(azwar zamhuri/radar lombok)

MATARAM – Seleksi calon Sekda Provinsi NTB, semakin menarik setelah tiga nama dikirim ke pusat. Ketiganya memiliki kelebihan berbeda-beda.

Radar Lombok meminta ketiga calon sekda tersebut untuk menyampaikan berbagai prestasi membanggakan selama menjadi pejabat Pemprov NTB. Hal itu penting untuk diketahui publik secara luas. Mulai dari H Ridwan Syah, yang saat ini menjabat sebagai Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov NTB. “point-nya, saya satu-satunya pejabat eselon dua di pemprov yang sudah mengikuti Diklatpim tingkat satu,” ujar Ridwan Syah kepada Radar Lombok, Rabu (30/10).

Lebih lanjut disampaikan, hampir 30 tahun dirinya telah menjadi aparatur sipil negara (ASN). Sebanyak 8 kali jabatan eselon dua telah diduduki di provinsi maupun kabupaten. Terdapat beberapa prestasi membanggakan yang berhasil ditorehkan selama menjadi kepala organisasi perangkat daerah (OPD) lingkup Pemprov NTB. “Ada beberapa momen keberhasilan yang pantas saya ketengahkan. Yaitu ketika menjadi Kadishub era TGB, saya berhasil menjawab tantangan untuk segera mengoperasikan Bandara International Lombok,” tutur Ridwan Syah.

Ridwan Syah dilantik menjadi Kepala Dinas Perhubungan pada pertengahan tahun 2010. Gubernur NTB saat itu, TGB M Zainul Majdi TGB memintanya untuk all out segera memastikan peresmian BIL. Secara khusus, TGB memberikan tugas utama kepada Ridwan Syah untuk melakukan apapun agar BIL bisa diresmikan. Mengingat, saat itu BIL sudah dibangun sejak 2005. “Alhamdulillah setahun kemudian, Presiden SBY meresmikan BIL awal Oktober 2011. Termasuk membawa setengah paksa kira-kira dua minggu sebelum peresmian, sepuluh unit bus Damri dari Bandara Soekarno Hatta untuk dioperasikan sebagai angkutan pemadu moda di BIL yang akan diresmikan,” kata Ridwan Syah.

Bukan itu saja prestasi Ridwan Syah saat menjabat Kepala Dishubkominfo NTB. Angkutan penyeberangan dari Pelabuhan Kayangan menuju Pelabuhan Poto Tano, juga berhasil ditata dengan baik. Saat itu, penyeberangan Kayangan – Poto Tano kondisinya kumuh. Belum lagi dengan pelayanannya yang semrawut. “Saya bersama Wagub NTB pak BM (Badrul Munir) sempat kunjungan belajar soal pelabuhan ini ke Hiroshima Jepang pada tahun 2011. Secara cepat pelabuhan dan kapal-kapal kita tata, termasuk kenyamanan dan aspek keselamatan bagi para penumpang. Saya mendapat penghargaan dari menteri Perhubungan tahun 2012 berupa Anugerah Bhakti Praja Utama,” ucapnya.

Tahun 2014, Ridwan Syah dimutasi menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). “Ketika menjadi Kepala BKPM, saya berhasil mensatu pintukan semua perizinan yang menjadi kewenangan Gubernur ke BKPM Provinsi. Sebanyak 300 Jenis izin yang semula ditandatangani gubernur, cukup ditandatangani kepala BKPM PTSP. Dan selama tiga tahun berturut-turut, BKPM Provinsi NTB masuk 5 besar BKPM terbaik tingkat nasional,” terangnya.

Ridwan Syah kemudian dipercaya menjadi Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda). Kemudian menjadi asisten II Pemprov NTB. Inovasi penting yang berhasil dibangun, adalah mengembangkan manajemen akuntabiltas berbasis Balance Scorecard dengan aplikasi e-kinerja. Sekaligus inovasi tersebut sebagai  proyek perubahan Diklatpim satu di Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI.

Calon sekda berikutnya H Lalu Gita Aryadi, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB. Jabatan tersebut dulu pernah diisi Ridwan Syah. “Yang saya syukuri, saya selalu berada di ring satu setiap rezim,” ujar Gita.

Pada masa gubernur NTB dijabat Warsito, Gita Aryadi mengaku menjadi konseptor orang nomor satu di NTB itu. “Zaman pak Harun, saya jadi juru bicara. Begitu saja saat pak Srinata. Zaman TGB, saya merasa terhormat jadi eselon dua selama 10 tahun. Sekarang zaman Zul-Rohmi juga, masih eksis. Saat di Sumbawa, juga saya jadi konseptor bupati Sumbawa. Saya tetap profesional,” ucapnya.

Penghargaan yang telah diterima Gita, yaitu Satyalancana Karya Satya dari Presiden RI. Baik itu Satyalancana 10 tahun maupun 20 tahun. “Lebih daripada itu, prestasi kerja kepercayaan adalah, mungkin saya satu-satunya BUMN Komisaris,” sebutnya.

Gita Aryadi merupakan Komisaris PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sejak tahun 2015. ITDC merupakan sebuah Badan usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pariwisata.

Berbagai pengalaman yang sudah dimiliki, menjadi bekal Gita Aryadi jika nanti berhasil menjadi Sekda. Terkait jejaring di luar dan kemampuan berbahasa, bukan masalah baginya. “Saya pernah jadi Kadis pariwisata, sekarang urus investasi. Setidaknya sedikit bisa berbahasa. Jaringan investasi kita punya, kolega, mitra. Saya kan komisaris BUMN, ada lah jaringan nasional. dengan Dewan iya lah, teman-teman media iya lah, tokoh masyarakat iya lah,” katanya.

Bukan kali ini saja Gita mengikuti seleksi Sekda. Pada tahun 2016 lalu, Gita Aryadi ikut bersaing merebutkan posisi tertinggi ASN di daerah itu. Namun sial, Gita tidak mampu masuk tiga besar.

Seleksi Sekda kali ini, Gita tidak terjatuh dalam lubang yang sama. Namanya sudah masuk tiga besar calon Sekda. “Seleksi Sekda sekarang lebih dinamis dan terbuka. Hasilnya, kita serahkan kepada Allah,” ujar Gita Aryadi.

Satu lagi pejabat yang menjadi calon Sekda yaitu H Iswandi. Saat ini, Iswandi menjabat sebagai Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) Provinsi NTB. Bahkan, Iswandi juga menjadi Penjabat Sekda Provinsi NTB setelah H Rosiady Sayuti kembali ke Universitas Mataram (Unram).

Ditanya terkait prestasi yang membanggakan selama menjadi pejabat Pemprov, Iswandi tidak menyebutkannya. Meskipun sudah disampaikan bahwa dua calon lainnya telah memberikan keterangan. “Apa prestasinya mereka? Mereka ndak punya pengalaman jadi Sekda. Itu aja cukup ya. Saya calon yang berpengalaman sebagai Sekda. Hehe,” ucap Iswandi. (zwr)

Komentar Anda