TGB Titip Pesan Khusus untuk Ahda

SILATURAHMI ; Calon wakil wali kota Mataram nomor urut 3, Badruttaman Ahda bersilaturahmi ke kediaman mantan Gubernur NTB, TGB M Zainul Majdi, kemarin.

MATARAM – Pasangan calon wakil wali kota Mataram nomor urut 3, Badruttamam Ahda bertandang ke kediaman mantan Gubernur NTB, TGB M Zainul Majdi di Mataram, kemarin.

Dalam pertemuan itu, Ahda bermaksud untuk meminta nasihat dan wejangan dari TGB terkait keikutsertaan dirinya dalam kontestasi di pilkada Kota Mataram. Pertemuan dua tokoh sesama alumni Universitas Al-Azhar Kairo Mesir itu berlangsung hangat dan penuh keakraban. Dialog pun mengalir di antara keduanya.
“Tiang (saya) butuh wejangan dan nasihat, sebagai junior yang kini sedang berada dalam ikhtiar politik Kota Mataram,” ucap Ahda membuka percakapan bersama seniornya di kampus Al-Azhar Mesir.

Menanggapi itu, TGB yang juga Ketua PBNW berpesan kepada Ahda agar menjalani semua ikhtiar dan proses dengan ikhlas, sabar dan tawakal. “Setiap perjalanan itu pasti ada hikmahnya. Kalau berhasil, artinya itu terbaik. Kalau pun belum tercapai, berarti itu bisa jadi pelajaran. Jalani saja proses dengan ikhlas dan sabar,” ujar TGB.

Ahda pun menimpali dengan mengajukan pertanyaan, bagaimana seorang muslim harus memposisikan diri dalam konteks politik? Hal itu ditanyakannya mengingat TGB pernah menjabat sebagai gubernur dua periode. Namun dengan jabatan gubernur itu aktivitas dakwah dilakukan TGB terus dilakoni. “Mengingat riwayat Tuan Guru yang pernah diamanahi sebagai Gubernur, sembari juga tetap terus berdakwah. Tiang merasa harus belajar banyak dari Tuan Guru,” ucap putra Wali Kota Mataram itu.

Keduanya sempat berkelakar menggunakan bahasa Arab. TGB pun kembali menimpali apa jadi pertanyaan Ahda. “Ahda harus menjadi Ahda sendiri. Dengan ide, gagasan dan segala yang melekat pada diri Ahda. Namun kalau saya berpendapat, Ahda berpotensi untuk mengisi satu ruang kosong di perkotaan, yakni Muslim Muda Perkotaan,” timpal TGB.

Menurut TGB, sosok Ahda bisa mewakili generasi muda muslim yang mengerti tentang kota. Tumbuh dan berkembang di kota metropolitan namun dengan pengetahuan agama yang kuat. TGB pun menyinggung semangat belajar agama kelas menengah perkotaan yang sedang tinggi-tingginya. 

TGB pun berpesan kepada Ahda, agar iklim beragama di perkotaan jangan sampai dibawa ke cara-cara yang dapat memberi citra buruk terhadap agama Islam. “Seperti kata Sayyidina Umar; jangan bikin Allah dibenci oleh hamba-hambanya. Karena itu, dakwah terbaik di Indonesia ya dengan wasatiyyah,” jelas TGB.

Dalam pandangan TGB, cara berpikir wasatiyyah, atau dalam pengertian umum adalah berpikir proporsional atau moderat. Bila cara berpikir seperti ini cenderung dihindari, maka hal tersebut bisa berpengaruh terhadap arah Indonesia selanjutnya. “Kalau pandangan Islam tidak lagi moderat bisa berubah arah Indonesia ini,” tegasnya.

Sependapat TGB, Ahda menyatakan dirinya secara pribadi begitu juga masyarakat luas secara umum ingin membumikan
perdamaian dalam bersosial dan bernegara. Hal ini erat juga kaitannya dengan prinsip almamater Al-Azhar, yakni membumi. Menjadikan agama sebagai perekat umat. “Insyaallah itu yang akan kita ikhtiarkan Tuan Guru, membumikan perdamaian. Wasatiyatul Islamiyah, menjadikan agama sebagai perekat umat, bukan justru sebaliknya,” ungkapnya.

Di akhir pertemuan, TGB menutup pertemuan itu dengan memberikan pesan kepada publik melalui video singkat. Dalam proses rekaman tersebut, TGB mengatakan, semua ikhtiar dan aktivitas individu maupun kolektif itu diniatkan sebagai ibadah, dan termasuk juga perhelatan pilkada Kota Mataram. “Diharapkan, pilkada aman, damai, dengan suasana penuh persaudaraan. Insyaallah semua berkomitmen untuk kebaikan,” pungkasnya. (adv)

Komentar Anda