TGB Rela Di-Bully demi Bangsa

TGBKH M Zainul Majdi
TGBKH M Zainul Majdi. (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Gubernur NTB, TGBKH M Zainul Majdi masih sering di-bully hingga saat ini. Namun, TGB mengaku siap menghadapi semua risiko tersebut demi keutuhan bangsa dan masa depan negara yang lebih baik. 

BACA JUGA: Masyarakat NTB Tak Rela TGB Dihina

Orang nomor satu di NTB ini telah menyampaikan kepada semua pihak untuk tidak menggunakan ayat-ayat perang dalam menghadapi kontestasi politik. “Saya menyuarakan hal yang saya anggap benar. Dan saya mempertanggungjawabkan itu, pasti ada risikonya seperti sekarang banyak bully dari mana-mana,” ujar TGB di sela-sela Konferensi Ulama Internasional di Islamic Center NTB, Jumat kemarin (27/7).

Baca Juga :  Soal Pertumbuhan Ekonomi NTB Terendah, Gubernur Tanggapi Santai

Ditegaskan, bukan tugas ulama saja yang harus menjaga bangsa. Semua pihak harus menyuarakan hal-hal baik untuk menjaga keutuhan bangsa. “Setahu saya tugas tokoh agama itu menyebarkan nilai-nilai kasih sayang, kedamaian. Perbedaan itu sunatullah, jangan jadikan untuk membenci, apalagi menafikkan orang atau kelompok yang lain,” ucapnya. 

Dalam kesempatan tersebut, TGB juga meminta agar berbagai pernyataannya tidak dikaitkan dengan isu pemilihan presiden (pilpres). Apalagi disebut karena akan menjadi calon wakil presiden. Peran ulama, salah satunya menjaga keutuhan bangsa. Tentu saja melalui konsep pemikiran wasathiyyah atau moderasi Islam. “Ulama harus bersuara. Tidak boleh diam, apa pun risikonya. Karena kalau diam dan dibiarkan, sentimen keagamaan digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, maka risikonya terlalu besar untuk bangsa kita,” ujar Ketua Organisasi Internasional Al Azhar Cabang Indonesia ini. 

Baca Juga :  Zulkieflimansyah Akui Belum Pasti Direstui TGB

BACA JUGA: Cawapres Jokowi: JK Pertama, TGB Kedua

Para ulama juga memiliki peran penting menjelang kontestasi politik 2019. Tentu saja dengan cara terus menyuarakan hal-hal positif dan menangkal sentimen keagamaan yang terus ada. Keutuhan bangsa jauh lebih penting dari pada sekadar pilpres. Jangan sampai hal besar dikorbankan hanya untuk kepentingan pilpres semata. Termasuk alasan dirinya yang keluar dari Partai Demokrat.

Komentar Anda
1
2