MATARAM—Peluang Provinsi NTB sebagai pusat keuangan syariah di dunia cukup terbuka lebar. Hal itu mengingat potensi penduduk di NTB yang mayoritas muslim, serta dihuni oleh penduduk yang banyak berlatar belakang pondok pesantren.
Keinginan tersebut disampaikan Gubernur Provinsi NTB, TGH M Zainul Majdi, dimana peluang NTB menjadi pusat keuangan syariah di dunia terbuka lebar. “NTB kedepan kita inginkan dan impikan menjadi pusat keuangan syariah dunia. Itu mimpi yang kita inginkan, dengan mulai mempersiapkan perangkat keuangan syariah di NTB,” kata Gubernur yang akrab disapa TGB ini, disela menghadiri bedah buku Maqashid Bisnis dan Keuangan Islam karya Adiwarman Azwar Karim, yang berlangsung di Kantor BI NTB, Selasa kemarin (26/7).
Dikatakan, kesiapan NTB menjadi pusat keuangan syariah dunia harus sudah dimulai dari sekarang. Salah satunya adalah dengan terus melakukan edukasi dan sosialiasi kepada masyarakat yang langsung menjadi sasaran dari penggunaan jasa keuangan syariah.
Selain itu, komitmen Pemprov NTB menurut doktor tafsir Al Qur’an, alumnus Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir ini, dari sisi regulasi perbankan syariah di NTB sudah jelas. Seperti komitmen Pemprov NTB untuk konversi Bank NTB menjadi syariah murni, konversi BPR NTB menjadi syariah murni, dan juga lembaga penjaminan kredit daerah (Jamkrida) menjadi penjaminan syariah.
Selain di dunia perbankan dan penjaminan, Gubernur Majdi juga menggenjot dan memperluas keberadaan lembaga koperasi syariah. Dimana selama tahun 2013-2018, Pemprov NTB menargetkan pembentukan 500 lembaga koperasi syariah berkualitas, memperluas keberadaan Baitul Mal wat Tamwil (BMT) dan lembaga keuangan masyarakat (LKM) berbasis syariah.
Potensi NTB menjadi pusat keuangan syariah sangat besar. Dimana NTB memiliki lokasi strategis dan kelebihan dibandingkan dengan daerah lainnya. Seperti program pemerintah pusat yang akan memindahkan pusat arus lalulintas barang dari Selat Malaka, menuju selat Lombok. Dimana untuk kesiapan ini, Pemprov NTB terus mempromosikan rencana pembangunan Global Hub di Kayangan, Lombok Utara, sebagai pusat perdagangan internasional.
Karena jika berkaca dari sejumlah negara yang menjadi pusat keuangan dunia itu, merupakan daerah yang memiliki alam yang eksotis dan pariwisatanya maju. Sebut saja London, Inggris, dan Panama yang menjadi pusat keuangan dunia, karena didukung sektor pariwisatanya. “Untuk mencapai NTB sebagai pusat keuangan dunia, memang tidak seperti membalik telapak tangan. Butuh waktu dan kesiapan dari semua unsur di NTB,” ucap TGB. (luk)