Hal yang sama juga dilakukan Jokowi untuk masyarakat Papua. Jokowi bolak-balik ke Papua untuk awasi pembangunan jalan. Padahal disana jumlah pemilihnya sedikit jika dilihat dari kepentingan politik. Kebaikan Jokowi tersebut, justru mendapat sikap tidak mengenakkan dari bangsa sendiri. “Ada yang melakukan perbaikan, ya jangan dibenci. Jangan anggap diri lebih baik, lebih Islami. Yang penting itu kemaslahatan umat,” katanya.
TGB juga melawan isu-isu negatif yang selama ini digunakan untuk menyerang Jokowi. Diantaranya isu Tenaga Kerja Asing (TKA), isu Jokowi bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI), terkait hutang negara dan lain sebagainya.
Diungkapkan TGB, dirinya pernah mempertanyakan isu PKI yang selama ini dihembuskan, namun faktanya tidak ada. “Ketika saya di Solo, saya tanya orang kita benar gak soal PKI. Gak ada kata. Ibunya Jokowi malah sering ngaji. Tapi ini gak pernah diungkap. Janganlah kehormatan orang terus diinjak-injak. Gak boleh kita zholim,” ujar TGB.
Sikap mendukung Jokowi, menjadi pro kontra di tengah masyarakat. TGB menyadari hal itu. Termasuk namanya yang dicoret oleh Alumni 212 untuk Pilpres. “Hak alumni 212 mau coret, kita tetap bisa ngaji disini. Gak usah terlalu dipersulit hal-hal yang bertolak dari prinsip,” tandasnya.
