Tete Batu Siap Menangkan Best Tourism Village 2021

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah saat datangi Desa wisata Tete Batu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur yang akan mewakili Indonesia dalam ajang lomba Desa Wisata Terbaik (Best Tourism Village) yang diselenggarakan Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO), Kamis (26/8). (Ist/radar lombok)

SELONG – Jelang perhelatan Internasional, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah mengunjungi Desa Tete Batu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur yang akan mewakili Indonesia dalam ajang lomba Desa Wisata Terbaik (Best Tourism Village) yang diselenggarakan Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO).

Terdapat tiga desa wisata yang diusulkan mengikuti lomba di UNWTO, bersama dua desa wisata lainnya di Indonesia, yakni satu dari Yogyakarta dan satu lagi dari Nusa Tenggara Timur (NTT). “Tete Batu punya kualifikasi untuk menang dalam pentas desa wisata karena keindahannya, kuliner, hingga sosial culture. Tete Batu memiliki kesempatan untuk memenangkan lomba,” tutur Bang Zul saat menemui Kepala Desa dan Pokdarwis Dusun Orong Grisak, Desa Tete Batu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Kamis (26/08).

Bang Zul juga menuturkan bahwa desa wisata Tete Batu sebagai alternatif wisata perayaan moto Superbike. “Ada banyak Bungalow yang tersedia untuk  menikmati suasana desa dengan tarif sangat terjangkau,” pungkas Bang Zul.

Selain itu, perlunya kolaborasi Pemerintah Desa dan Pokdarwis dalam mempersiapkan diri menyambut perhelatan Internasional, Best Tourism Village dari United Nations World Tourism Organization (UNWTO) secara maksimal.

Kepala Desa Tete Batu, Sabli mengaku sangat  bangga dan berterima kasih atas kontribusi yang diberikan Pemerintah Provinsi NTB. “Alhamdulillah, kami sangat merasa bangga dapat dikunjungi oleh pemimpin nomor satu di NTB. Dengan harapan semoga kami di desa dapat disupport banyak hal dibidang pariwisata agar dapat berkontribusi bagi kemajuan Lotim khususnya,” tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Lombok Timur, Yogi, menjelaskan bahwa Desa Tete Batu akan memulai konsep wisata flora dan fauna. “Kita punya flora dan fauna yang diminati dunia dan kita mencoba untuk mengemas wisata flora fauna di selatan Rinjani, dimulai dari Tete Batu termasuk jenis beragam tumbuh – tumbuhan seperti jenis – jenis pakis dan sebagainya. Sedangkan faunanya disini ada celepuk Rinjani, lutung, landak hutan, burung kaka tua dan lain sebagainya,” kata Yogi.

Baca Juga :  Gubernur Isyaratkan Zul Rohmi Jilid II, TGB Berikan Dukungan

Desa Tetebatu adalah salah satu desa yang terletak di ujung utara dari empat belas buah desa dalam wilayah Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur. Desa ini merupakan hasil pemekaran dari desa Kotaraja pada tahun 1966. Dari Kota Mataram menuju desa ini perjalanan darat menggunakan kendaraan mobil sekitar 1,5 jam, sedangkan dari bandara Internasional Lombok ke Desa Tetebatu sekitar 2 jam.

Suasanan di desa ini  masih sangat alami dan asri. Desa Tetebatu ini identik dengan daerah persawahan  yang menghampar luas sejauh mata memandang. Hal ini sesungguhnya karena wilayah ini merupakan daerah penanaman padi bagi masyarakat Lombok Timur. “Penggunaan wilayah ini sebagai lahan padi dikarenakan tanahnya subur dengan air yang melimpah, “kata Camat Sikur, Lalu Putra, kemarin.

Salah satu areal persawahan yang banyak dikunjungi wisatawan di desa ini adalah Bangket Dalem dan Kembang Seri Ricefield. Disana terdapat persawahan dengan pematang sawah yang berjajaran dan rapi, sepintas mirip dengan persawahan yang ada di Ubud Bali. Kemudian ada juga  Kebon Re” Ricefield. Persawahan yang terkenal dengan sejarah dan pematang sawah yang unik. Tempat ini pernah menjadi tempat penyimpanan senjata di jaman penjajahan belanda, memiliki view rinjani secara langsung.

Selain area persawahan di desa ini juga terdapat banyak air terjun. Diantaranya  air terjun Tibu Topat. Air terjun ini merupakan yang  pertama  dibuka di desa Tetebatu. Lokasinya  berada di tengah sawah dan memiliki suhu yang sangat sejuk  di Orong Gerisak. Kemudian ada  air terjun Burung Wallet. Air terjun yang dibuka pada tahun 2015, berada di peresak yang sepanjang routenya di penuhi dengan Gua dan sungai.

Baca Juga :  Tes Pramusim MotoGP Dipastikan tanpa Penonton

Kemudian air terjun  Jejoret Tinjong. Air terjun ini  belum terjamah tapi memiliki keunikan dan berada di salah satu Gua  di tengah sawah dan dikelilingi dengan hutan bambo di Dusun Lingkung. Selanjutnya ada  air terjun  Lembah Rinjani. Air  terjun ini juga  belum terjamah yang ada di dusun Lingkung Leuk. Lokasinya  cukup tinggi tetapi  airnya  hanya tersedia ketika musim hujan.

Selain areal persawahan dan air terjun di Tetebatu juga terdapat  Monkey Forest. Hutan yang berada di perbatasan Dusun Orong Gerisak  dengan TNGR  yang banyak dihuni Monyet abu dan hitam, serta memiliki area camping yang cocok untuk para petualang. Tidak hanya menyuguhkan wisata alam di tempat ini juga ada wisata budaya. Dimana ada budaya  Roros Reban dan Ngansor Gegadang.

Acara  Roros Rebaneban adalah acara yang   dilakukan oleh kelompok sadar wisata Green rinjani melibat kan para wisatawan serta  masyarakat desa Tetebatu sebelum datangnya musim hujan sebagai tanda datangnya musim tanam. Sementara Ngansor Gegadang adalah  acara syukuran anak subak beserta seluruh komponen masyarakat sebagai rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hasil panen yang melimpah. Acara ini biasanya di lakukan setelah panen selesai dengan tata cara yang sudah menjadi tradisi masyarakat desa Tetebatu.

Objek wisata banyak tinggal kini yang menjadi pertanyaan adalah tempat penginapan. Camat Sikur, Lalu Putra mengaku bahwa wisatawan  tidak perlu khawatir terkait penginapan.  Di tempat ini sudah tersedia beberapa penginapan. Diantaranya Ariel Bungalow, Dream Catcher Camp,  Edriyan Bungalows,  Fullmoon Ecology Homestay, Garden Resort, Jaya Homestay, Les Terrace,  Lingkung Satu Bungalows,

Lombok Biladi Homestay,  Pondok Indah Bungalows dan masih banyak lagi penginapan lainnya. “Penginapan sudah banyak di Tetebatu,” bebernya. (sal/der)

Komentar Anda