Tete Batu Dicanangkan Sebagai Kawasan Wisata Halal

DISKUSI WISATA: Kepala Disbudpar NTB, HL Moh. Faozal, ketika menjadi pembicara dalam diskusi wisata yang digelar Disbudpar NTB dan para penggiat Socmed/Instamed di Wisma dr Soedjono-Tete Batu, Sabtu (22/10) (JANWARI IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG—Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB akan mengembangkan kembali obyek wisata Tete Batu yang sempat redup, dan berencana mengembangkan pariwisata Tete Batu sebagai salah satu kawasan wisata halal di NTB.

Rencana itu mencuat ketika digelar diskusi pariwisata di Wisma Soedjono, sebagai rangkaian kegiatan Socmed/Instamed Camp, yang digelar Disbudpar NTB, bekerja sama dengan para penggiat Social Media (Socmed) dan Instagram Media (Instamed) se NTB, di Tete Batu, Sabtu (22/10).

Kegiatan selain menghadirkan Kepala Disbudpar NTB, HL Moh. Faozal, sebagai pembicara, juga dihadiri para Kepala Desa di Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur. Termasuk para anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat juga tampak mengikuti diskusi.

“Konsekwensi NTB, khususnya Pulau Lombok sebagai daerah tujuan wisata halal, sekarang kita sedang mengkampanyekan tentang wisata halal, mulai dari halal food (makanan halal) di semua hotel-hotel maupun restauran yang ada di NTB, dengan mengantongi sertifikat halal dari MUI,” kata Faozal.

Artinya sambung Faozal, wisata halal ini bukan bicara soal halal dan haram seperti dalam aturan agama Islam. Melainkan bagaimana para wisatawan muslim yang berkunjung ke NTB, mereka mendapat layanan yang maksimal, baik untuk beribadah dengan menyediakan petunjuk arah kiblat, sajadah, dan juga kitab suci Al Qur’an di masing-masing kamar hotel. Selain itu, keberadaan mushola di masing-masing hotel, dan juga petunjuk arah masjid juga harus diperjelas.

Lantas, bagaimana dengan para wisatawan konvensional yang bukan muslim? “Tentu saja wisatawan konvensional tetap ada. Seperti kawasan obyek wisata di Tiga Gili (Trawangan, Meno, Air), dan Pantai Senggigi, yang sejak dahulu telah dikenal sebagai pusat tujuan wisatawan konvensional. Namun dengan adanya destinasi wisata halal, maka ada pilihan bagi para wisatawan muslim untuk memilih lokasi wisata, termasuk hotel tempat mereka menginap,” jelas Faozal.

Pariwisata halal yang sedang diterapkan Pemerintah Provinsi NTB, merupakan salah satu jualan pariwisata untuk menarik minat kunjungan wisatawan muslim. Namun kebijakan yang diterapkan tetap tidak mengorbankan atau merugikan wisata konvensional yang lebih dahulu eksis di NTB.

Karena itu, keberadaan Perda Wisata Halal, yang kemudian akan disusul dengan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang wisata halal, maka semua pihak wajib mensosialisasikan, sehingga masyarakat mengetahui seperti apa sebenarnya wisata halal itu. Sebuah konsep wisata yang aman bagi para wisatawan muslim, namun tetap tidak mengabaikan kepentingan wisatawan konvensional.

Sementara Kepala Desa Tete Batu Selatan, Gunanto pada kesempatan itu menyampaikan, dengan dijadikannya obyek wisata Tete Batu sebagai kawasan wisata halal, diyakini obyek wisata yang pernah berjaya pada jamannya ini akan kembali hidup.

“Pada tahun 90-an pariwisata Tete Batu inikan yang paling terkenal di Lombok. Namun ketika ada kejadian di tempat lain (Bom Bali, red), para wisatawan mancanegara akhirnya jarang mendatangi kawasan yang  dibangun oleh dokter pertama di Lombok Timur ini,” ujarnya.

Masyarakat Tete Batu yang mayoritas pendapatan penduduknya dari bertani dan berkebun, serta masih kental dengan adat dan budaya zaman dahulu, menurutnya bisa dijadikan magnet untuk menggaet perhatian para wisatawan. ”Selain dari keindahan alam yang masih terjaga, kegiatan masyarakat yang masih bersifat tradisional juga bisa menjadi magnet lain untuk memikat para wisatawan berkunjung ke Tete Batu,” ujarnya meyakini.

Dengan begitu ia berharap kepada pemerintah daerah, baik kabupaten maupun provinsi untuk terus memperhatikan, dan membantu mempromosikan kawasan Tete Batu, sehingga bisa kembali jaya seperti dahulu. “Dengan begitu, maka perekonomian masyarakat di wilayah Tete Batu bisa meningkat, seperti daerah-daerah wisata lainnya di NTB,” harap Gunanto. (cr-wan)

Komentar Anda