Tetap Pedas, Cabai Basah Diganti dengan Cabai Kering

SAMBAL : Penjual nasi di komplek PKL eks RSUP NTB melayani para pembeli Kamis kemarin (12/1) (Zulfahmi/Radar Lombok)

Harga cabai melambung tinggi. Diantara yang paling berpengaruh terhadap kenaikan harga cabai tentu saja pedagang makanan (warung). Meski begitu pedagang tak kalah akal. Agar tetap pedas, masakan tak lagi memakai bahan cabai basah, melainkan cabai kering.

 

 


ZULFAHMI-MATARAM


 

Hari menunjukkan pukul 12.15 Wita. Para pegawai di komplek kantor Wali Kota Mataram satu persatu meninggalkan meja kerja untuk menikmati jam istirahat. Ada yang langsung salat, ada juga yang menyerbu warung makan.

Mencari warung makan di seputar Jalan Pejanggik tidak sulit. Ada banyak warung makan dengan aneka menu dan variasi harga. Rata-rata warung makan menyediakan makanan pedas.

Saat ini harga cabai mencapai 115 ribu per kilogram. Harga ini tidak membuat para pemilik warung makan gusar. Rasa pedas tetap bisa dinikmati oleh para pelanggan.

Salah seorang pemilik warung makan, Ati, mengatakan kemarin, harga cabai melonjak dan jelas mempengaruhi pengeluaran untuk membeli cabai. Namun pedagang katanya, lebih baik menyiasatinya dengan penggunaan cabai kering.” Cabai basah dicampur dengan cabai kering agar tetap pedasnya,” kata Ati.

Baca Juga :  Disdag NTB Pantau Distribusi Pasokan Cabai Luar Daerah

[postingan number=3 tag=”features”]

Kalau pakai cabai kering, rupa sambal tidak terlalu menarik meski pedasnya tetap. Karena itu untuk menambah warna merah, sambal diberi tambahan tomat.

Ati mengatakan harga cabai naik bukan kali ini saja.Karena sudah sering, pedagang akhirnya bisa mengatasinya dengan mengganti cabai basah dengan cabai kering.

Pedagang nasi bungkus di SMPN 2 Mataram, Mulyani, juga mengaku meski harga cabai mahal, kualitas bumbu masakannya tetap sama, terutama pedasnya. Justru katanya, rasa pedas cabai lebih terasa dibandingkan ketika harga cabai tidak terlalu mahal seperti saat ini.” Kalau harga cabai itu semakin mahal rasa pedasnya lebih tinggi dibandingkan harga cabai murah,” ungkapnya.

Mulyani sendiri biasa membuat bumbu secara sekaligus untuk bahan masakan selama beberapa hari untuk bahan masakan nasi bungkus. Setiap satu kali membuat sambal biasanya cabai rawit yang dibutuhkan sekitar 2 sampai 3 kilo untuk stok bumbu. Namun disaat harga meroket saat ini jumlah cabai yang dibutuhkan sedikit dikurangi. Caranya dengan mencampur cabai kering dengan cabai basah dan cabai merah besar.” Biar pedasnya tidak hilang cabainya dicampur dengan yang kering" tuturnya.

Baca Juga :  Masyarakat Dipersilahkan Kawal Kasus Cabai

Saat ini pemerintah terus berusaha menekan harga cabai di pasaran. Di kota Mataram untuk menekan harga cabai pemerintah menggelar operasi pasar untuk menekan harga cabai.” Bersama BI dan tim kita coba gelar OP cabai untuk tekan harga,” kata Wartab Asisten I Pemkot Mataram.

Bersama dengan Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) Pemkot Mataram terus berusaha untuk menekan harga cabai. Salah satunya dengan menggandeng Bulog untuk menyediakan stok cabai. Namun hasilnya belum terlalu nampak karena stok  cabai masih jauh kurang dari yang dibutuhkan.(*)

Komentar Anda