TANJUNG-Puluhan kepala desa di Kabupaten Lombok Utara (KLU) mengikuti tes urine mendadak, Rabu kemarin (30/11).
Tes urine ini diselenggarakan Kantor Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri (Kesbangpoldagri) setempat usai rakor pengamanan di tingkat desa kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Perlindungan Perempuan dan Keluarga Berencana Pemerintah Desa (BPMPPKBPD) Lombok Utara. Kegiatan ini juga melibatkan Dinas Kesehatan setempat.
Ada 24 dari 33 kades yang hadir dalam rakor kemarin. Saat tes urine, dua kades di Kecamatan Kayangan dan Tanjung pergi tanpa keterangan. ‘’Dari 24 kades yang hadir dua di antaranya pergi tanpa meninggalkan keterangan saat tes urine,’’ ungkap Kepala BPMPPKBPD Lombok Utara, Heryanto kemarin.
Pihaknya meyayangkan kedua kades yang pergi begitu saja tanpa keterangan. Karena tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tes urine itu dilakukan tidak untuk mencari-cari kesalahan melainkan hanya untuk membuktikan bahwa sebagai seorang pemimpin harus menjadi contoh bagi masyarakatnya. “Kita meyakini dua kades yang tidak mengikuti tes urine itu lebih kepada rasa kekhawatiran saja. Padahal kalau memang tidak menggunakan narkoba tidak perlu dikhawatirkan,” katanya.
Untuk itu, lanjut Hery, pihaknya akan tetap melanjutkan kegiatan tes urine tersebut kepada seluruh kades di Lombok Utara. Bagi yang tidak bisa hadir akan ditindaklanjuti dengan bersurat ke bupati agar semua kades mengikuti tes urine wajib. “Bupati secara langsung sudah mengarahkan bahwa pada hakikatnya pemimpin harus memberi keteladanan dari semua sisi, jadi mesti jadi contoh,” terangnya.
Ditambahkan Kasi Politik dan Hubungan Antar Lembaga Kantor Kesbangpol Lombok Utara, Syafruddin menyebutkan dari absensi beberapa kades yang tidak hadir lantaran terhalang kegiatan lain. Kades Bayan, Loloan, Sambik Bangkol, Gili Indah tidak hadir karena ada kegiatan. “Kegiatan ini kita rencakan bertahap, bagi kades yang belum kita akan jemput. Sebab kegiatan ini merupakan intruksi pusat melibatkan daerah masing-masing sebagai salahsatu upaya memberantas narkoba di kalangan masyarakat.
“Untuk hasil tes urine kades yang sudah mengikuti tidak akan diekspos agar tidak terjadi salah persepsi. Namun, apabila terbukti ada langkah-langkah yang akan diambil misalnya rehabilitasi apabila kecanduan,” pungkasnya. (flo)