Tersinggung Dikatai Binatang, FKD Kerahkan Massa Tandingan

Beri Pelajaran Oknum LSM Arogan

AKSI: Ratusan massa FKD saat berunjuk rasa di kantor bupati dan DPMD Lombok Tengah, Rabu (8/12). (M HAERUDDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA – Forum Kepala Desa (FKD) Lombok Tengah kembali berhadapan dengan LSM Gempar NTB. Para kepala desa ini tersinggung dengan kata-kata Ketua LSM Gempar NTB, Hamzan Halilintar yang dinilai arogan dan luar kendali.

Rabu (8/12), FKD Lombok Tengah mengerahkan ratusan massa tandingan. Mereka bermaksud membendung massa LSM Gempar NTB yang berunjuk rasa di bawah komando Hamzan Halilintar. Massa FKD awalnya berunjuk rasa di kantor bupati Lombok Tengah.

Aksi itu dilandasi sebagai rasa solidaritas atas soalan yang menimpa kebijakan Kades Tanak Beak Kecamatan Batukliang Utara, Maknun. Di mana Maknun telah memberhentikan tiga kepala dusunnya. Yakni, Kadus Tanak Beak Timur, Tohri, Kadus Tanak Bengan, Parhan Jalaludin, dan Kadus Kebon Indah Suparman.

Kebijakan itu kemudian ditentang ketiga kadus ini dengan alasan masih diharapkan warga. Di tengah jalan, mereka lantas menempuh jalur hukum dengan menggugat kebijakan kades tersebut ke PTUN Mataram. Oleh PTUN kemudian memenangkan tiga kadus dan meminta kades mengembalikan jabatan mereka. Namun, Maknun ogah mengesekusi putusan PTUN tersebut.

Tak kunjung dikembalikan jabatannya, ketiga bekas kadus ini kemudian mengadukan persoalannya ke LSM Gempar NTB. Mereka akhirnya diadvokasi untuk diperjuangkan hak-haknya kembali sebagai kadus. Dalam proses itu, Ketua LSM Gempar NTB, Hamzan Halilintar sempat melontarkan kata-kata yang dinilai arogan. Bahkan, sempat mengata-ngatai para kades sebagai raja kecil dengan sebutan nama binatang.

Sikap Hamzan ini lantas membuat FKD meradang. Mereka tersinggung dengan tajamnya lidang pemuda asal Desa Langko Kecamatan Janapria ini. Karena itu, para FKD mengerahkan massa dengan harapan hendak bertemu di lapangan dengan massa LSM Gempar saat saling berunjuk rasa.

LSM Gempar sendiri berunjuk rasa ke DPMD Lombok Tengah untuk menuntut hak tiga bekas kadus Tanak Beak dikembalikan. Dalam kesempatan itu juga, FKD atas nama solidaritas hendak membela Kades Tanak Beak. Mengingat, Kades Tanak Beak telah mengambil keputusan yang benar dengan memberhentikan tiga perangkatnya.

Baca Juga :  Wabup Nursiah dan Keluarga Terpapar Covid-19

Lebih dari itu, para kades ini tersinggung dengan kata-kata kotor yang dilontarkan Hamzan Halilintar. ‘’Kami tersinggung karena dikata-katai binatang oleh oknum LSM,’’ kata Kades Selebung, Agus Kusumahadi, kemarin.

Massa FKD ini awalnya berunjuk rasa di depan kantor bupati setempat. Setelah mengetahui LSM Gempar berunjuk rasa di kantor DPMD, massa FKD langsung bergerak ke kantor DMPD. Ramainya massa FKD kemudian berhasil mengepung kantor DPMD. Aksi sempat memanas ketika para kades dan BKD ingin bertemu langsung dengan massa LSM yang sedang berada di dalam aula kantor DPMD. Namun, aksinya FKD dan BKD ini dapat ditenangkan aparat kepolisian sehingga tidak terjadi bentrok.

Massa FKD ini kemudian membubarkan diri setelah secara resmi melaporkan dugaan pencemaran nama baik ke Polres Lombok Tengah. FKD berjanji akan kembali menggelar aksi dengan mengerahkan massa yang lebih banyak jika laporan mereka tidak segera diproses.

Agus menambahkan, aksi ini dilakukan semata-mata karena ingin melihat Lombok Tengah aman. Jangan sampai ada oknum yang tidak bertanggung jawab mencederai kamtibmas yang sudah berjalan baik dengan alasan membela rakyat. “Kades Tanak Beak sudah menjalankan putusan PTUN. Tidak ada putusan PTUN yang memerintahkan untuk mengangkat kembali kadus yang sebelumnya berhenti karena habis masa jabatan. Tapi bunyi putusan PTUN hanya mencabut SK pengangkatan kadus. Jadi perlu diketahui bahwa di Tanak Beak, ada tiga kadus yang berhenti dan ini menggunakan periodesasi. Jadi sudah habis masa jabatannya,” terang Agus.

Agus kembali menegaskan, kades sudah menjalankan putusan PTUN. Kalau pun putusan PTUN tidak dilaksanakan kades, maka tidak pihak yang berwewenang mengatasnamakan memperjuangkan rakyat membuat onar. “Makanya patut kita curigai bahwa aksi yang mereka lakukan hanya membuat kacau dan tidak ingin Lombok Tengah aman,” sesalnya.

Ketua FKD Lombok Tengah, Suasto Hadiputro Armin menimpali, kehadiran mereka sebagai bukti bahwa kades solid. Aksi yang mereka lakukan ini juga sebagai upaya menjaga marwah kades. Terlebih kades dipilih oleh masyarakat sehingga pihaknya mengecam ada oknum yang ingin mencederai ketenangan desa. “Jangan sampai ada pihak yang ingin memaksakan kehendak merusak kamtibmas yang sudah terjalin dengan baik. Mari kita bersatu menjaga keamanan. Kita tidak ingin ada gerakan yang ingin memecah belah dengan mengatasnamakan masyarakat, tapi malah membuat onar di masyarakat. Maka kami menuntut pihak kepolisian agar yang menghina kades untuk diproses dan ditegakan hukum. Kalau tidak, maka kita akan melakukan hukum jalanan,” ancamnya.

Baca Juga :  Warga Desak Lahan BIL Diukur Ulang

Sekda Lombok Tengah, Lalu Firman Wijaya berjanji akan menindaklanjuti tuntutan FKD ini. Pemkab akan memfasilitasi agar permasalahan ini bisa diselesaikan dengan baik. “Jangan sampai ada yang mengganggu kamtibmas, apalagi sebentar lagi kita jadi tuan rumah MotoGP. Maka aspirasi yang disampaikan akan kami tindak lanjuti agar permasalahan ini bisa diselesaikan,’’ janji Firman.

Ketua LSM Gempar NTB, Hamzan Halilintar menyesali aksi yang dilakukan FKD. Menurutnya, aksi FKD itu sebenarnya harus dibubarkan aparat kepolisian. Karena kehadirannya di kantor bupati hendak membawa fakta, bukan membawa cerita. Mereka hanya menutnut agar keputusan PTUN untuk dijalankan. “Ada tiga kadus menang di PTUN. Kenapa kami hadir, semata-mata untuk menyuarakan kebenaran tapi malah dihalangi. Kenapa FKD tidak dibubarkan, padahal kami juga secara resmi H-3 sebelum aksi sudah bersurat. Jangan antikritik dan pemimpin yang tidak mau dikritisi silakan mundur saja,” kesalnya.

Kapolres Lombok Tengah, AKBP Hery Indra Cahyono menyatakan, sebenarnya kedua kubu ini tidak diberikan izin berunjuk rasa. Petugas juga sudah berupaya maksimal agar aksi ini tidak terjadi. Tapi karena semua ngotot, maka kedua kubu melakukan aksi di hari yang sama. “Tapi mari kita jaga kamtibmas. Apabila warga merasa dirugikan, maka silakan melapor dan akan kita tindaklanjuti. Kepada massa kita minta tenang dan kembali ke rumah masing- masing, karena aspirasi akan kami tindak lanjuti,’’ kata Indra. (met)

Komentar Anda