Tersambar Petir, Satu Tewas, Tiga Terluka

TEWAS: Korban tewas tersambar petir, Marwi, 35 tahun, warga RT 8 Bunut Tunjang, Dusun Aik Manis, Desa Gunung Malang, Pringgabaya, saat berteduh ketika sedang meladang, Minggu siang kemarin (JALAL/RADAR LOMBOK)

SELONG—Nasib naas menimpa Marwi, 35 tahun, warga RT 08 Bunut Tunjang, Dusun Aik Manis, Desa Gunung Malang, Kecamatan Pringgabaya, Lotim. Pasalnya, saat berteduh di berugak ladang bersama empat orang tetangganya, tiba-tiba petir menyambar hingga membuat sekujur tubuhnya gosong, dan menyebabkan ia tewas di tempat pada hari Minggu (22/1) kemarin.

Menurut saksi mata, sekaligus korban selamat, Mawardi, 30 tahun, tetangga korban saat kejadian sedang hujan deras disertai petir. “Saat itu kami berlima, saya dan istri, serta dua anak dan korban,” tuturnya saat ditemui di rumah korban kemarin.

Saat mereka sedang dduk-duduk di berugak ladang, tiba-tiba petir menyambar dari samping dan menembus dinding berugak yang terbuat dari bekas baleho, hingga baleho tersebut bolong, kemudian menyambar mereka berempat dari lima orang yang ada di dalam berugak.

Baca Juga :  Duka Keluarga Mahasiswa UII yang Tewas Usai Diksar Mapala

Mawardi mengaku selamat lantaran sempat pindah tempat duduk agak menjauh dari korban. “Kalau saja saya tidak pindah mungkin nasib saya akan sama dengan korban,” jelasnya.

[postingan number=3 tag=”tewas”]

Meski agak renggang dari korban, namun iapun mendapat sambaran hebat hingga terpental sekitar satu meter dari tempatnya duduk, dan kemudian pingsan. Akibat sambaran petir tersebut ia mengalami luka gosong pada bagian leher.

Sementara korban lainnya adalah dua anak Mawardi bernama Amrullah, 12 tahun, luka bakar pada bagian wajah dan leher ke bawah, dan anak bungsunya yang masih berusia 1,5 th bernama Nazirah, yang mengalami luka pada bagian tubuh sebelah kiri serta bagian kepala hingga rambutnya terbakar. Sementara Mawardi selamat lantaran posisinya agak jauh, di atas atau panggung sedang melaksanakan shalat Duhur.

Baca Juga :  Murid Ibtidaiyah Tewas Terseret Gelombang Pasang

“Korban datang ke ladang saya karena mengaku takut sendiri di ladangnya, lantaran suara guntur yang bersahutan. Saat kejadian ia sedang membuatkan anaknya gasing,” ungkapnya.

Rupanya korban berniat hendak menghindari sambaran petir di berugak ladangnya yang bersebelahan dengan ladang Mawardi. Namun justeru kepindahan dari ladangnya ke ladang Mawardi tersebut justeru membuatkan mendapatkan musibah, meninggal ditempat tersambar petir. (lal)

Komentar Anda