Terpuruk Corona, 50 Persen Pengusaha Menutup Usaha

TUTUP: Sulit bertahan di tengah pandemi Covid-19, banyak pengusaha harus tutup sementara aktivitas usaha mereka. (DEVI HANDAYANI / RADAR LOMBOK)

MATARAM – Pengusaha yang tergabug dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) NTB sangat sulit untuk bertahan lebih lama di tengah hantaman pandemi Covid-19 berkepanjangan. Pasalnya, untuk bisa tetap buka saja berat bagi sebagia besa pengusaha, untuk itu mereka memilih menutup sementara usaha mereka.

“Penutupan usaha ini sudah ada 40 – 50 persen di NTB, karena walaupun mereka kelihatan buka, tapi tidak ada pembeli itu sama dengan tutup,” kata Ketua Apindo NTB, Ni Ketut Wolini, Minggu (30/5).

Menurut Wolini, pengusaha yang menutup sementara aktivitas usaha mereka ini masih tergolong pengusaha kecil. Sedangkan untuk pengusaha besar mereka masih bisa bertahan, meskipun harus mengurangi pekerjanya. Sementara yang kecil sudah tidak bisa bertahan lagi.

“Sejauh ini pengusaha yang tutup kebanyakan pengusaha kecil. Kalau eksportir besar masih bisa dihitung jari yang tutup, hanya beberapa saja,” sebutnya.

Baca Juga :  Jelang Balap MotoGP, Hotel Melati di Mataram Sepi Pesanan

Dikatakan Wolini, sekarang pengusaha sudah semakin sulit untuk bisa bertahan dengan tetap buka. Pasalnya untuk buka saja mereka harus membayar biaya operasional, seperti membayar listrik, pajak hingga upah karyawan jika memang masih ada karyawan yang diperkerjakan.

“Mereka buka, untuk menambah barang juga tidak bisa mereka karena faktor modal. Sehingga penjual hanya menghabiskan stok-stok yang sudah ada. Paling kalau buka ya nunggu sendiri tidak pakai karyawan,” ujarnya.

Belum lagi beberapa kebijakan dari pemerintah terkait dengan pajak, hal tersebut sudah memberatkan para pengusaha. Pasalnya posisi di 2020 saja sudah berat, meskipun sudah diberikan stimulus bantuan berupa keringanan pajakan dan stimulus lainnya. Karena diperkirakan 2021 ini pandemi sudah berkurang, justru semakin bertambah. Belum ada pembatasan seperti PPKM mikro yang mau diterapkan diseluruh daerah.

Baca Juga :  16 Kecamatan di Lotim Dinyatakan Bebas Covid-19

Apalagi sekarang ini pengusaha sudah menambah hutang terus, karena untuk membayar hutang di bank mereka tidak mampu lagi. Walaupun ada keringanan pembayaran, seperti restrukturisasi dan lain-lain. Hal tersebut sangat memungkinkan para pengusaha gulung tikar.

“Sekarag akan ada pajak tambahan dan lain-lainnya, sangat kemungkinan nanti pengusaha sudah tidak bisa bangkit dan semakin sulit juga kondisi pengusaha nantinya,” paparnya.

Sementara itu, di 2020 pemerintah sudah mengupayakan membantu pengusaha dengan memberikan stimulus, meskipun dampaknya tidak signifikan, karena sifatnya jangka pendek, meski yang diinginkan pengusaha adalah dapat berdampak jangka panjang.

“Kami Apindo minta pemerintah memberikan kemudahan penurunan pajak seperti tahun lalu,” tandasnya. (dev)

Komentar Anda